Yuk Atasi Stress Dengan Menerapkan Psikologi Positif!

Kesehatan mental seolah menjadi trend ditengah pandemi Covid-19. Stress atau tekanan mental yang muncul sering kali berupa keadaan finansial yang buruk, beban pekerjaan yang berlebih, insecure terhadap orang lain, sering overthinking hingga burn out dan writer’s block.

Apakah kamu pernah mengalami stress akibat salah satu atau lebih penyebab stress diatas?

Bagaimana Stress Bisa Tercipta?

Meski terkesan sederhana, pikiran rupanya mampu mengendalikan seluruh kehidupan yang kita punya. Hidup bahagia atau sengsara, hanya ditentukan oleh pikiran kita.

Banyak kasus yang berujung negatif yang terjadi hanya karena kita kurang bisa mengendalikan pikiran sehingga menyebabkan stress berlebih dan menganggu kesehatan mental.

Sebagian besar stress muncul bukanlah karena apa yang terjadi pada kita, melainkan bagaimana reaksi kita terhadap kejadian itu. Seperti kata Charless R. Swindoll “Life is 10% what happens to you and 90% how you reach to it”.

Misalnya ketika akan ujian, sering kali kita merasa cemas apakah bisa jawab semua soal? Apakah dosen pengawasnya killer? Bagaimana jika tidak bisa jawab semua soal, apakah akan lulus?

Dan sederet pertanyaan lainnya yang membanjiri pikiran kita sampai-sampai tidak bisa tidur dan besoknya malah lemas tak berdaya.

Lalu apa yang terjadi? Kemungkinan, overthinking kita bisa menjadi kenyataan. Tidak bisa mengikuti ujian dengan baik dan tidak lulus. Akhirnya? Overthinking dan stress lagi.  Alaamakk, segitunya pikiran kita bisa mengendalikan hidup ini ya?

Stress jika dikelola dengan baik sebenarnya akan memberikan dampak positif untuk produktivitas kita. Stress akan bermanfaat sepanjang kita bisa mengendalikannya ke arah yang positif.

Seperti Webinar yang diselenggarakan oleh Generasi Cakap yang saya ikuti beberapa waktu lalu, membahas tentang Bagaimana bangkit dari luka dalam dan bagaimana cara mengendalikan stress melalui pendekatan psikologi positif. Webinar yang berlangsung selama 2 jam ini menghadirkan Dr. Laila Efendy, S.Psi.,M.Si seorang psikolog professional.

atasi-stress-dengan-psikologi-positif
Webinar Mental Health oleh Generasi Cakap.
Sumber : Instagram @generasicakap

Apa itu Psikologi Positif?

Psikologi positif adalah studi tentang emosi-emosi positif untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Psikologi positif ini lebih menekankan bagaimana kita memandang suatu peristiwa tidak hanya dari segi negatifnya, namun berusaha memberikan makna positif  yang membuat pikiran jadi lebih tenang dan hidup lebih berharga.

Tuhan tidak selalu memberikan hadiah melalui kesenangan, tetapi derita pun bisa disebut hadiah sepanjang kita bisa melihat apa maknanya – Laila Efendy.

Contohnya seperti ilustrasi di bawah ini.  “Gak Bisa Traveling ditengah Pandemi Covid-19” bayangkan apa yang terjadi ketika kita bereaksi ke arah positif vs negatif? Tentu suasana hati akan jauh berbeda bukan?

atasi-stress-dengan-psikologi-positif
Contoh peristiwa negatif namun akan bermakna positif jika kita bisa mengambil hikmahnya.

Meskipun sulit, rupanya dengan terapi dan latihan berkali-kali, psikologi positif ini tentu bisa membuka jalan menuju pikiran yang terhindar dari stress berlebih.

Cara Atasi Stress dengan Psikologi Positif

Cara atasi stress dengan psikologi positif salah satunya dapat dilakukan dengan Self-compassion.

Self compassion  merupakan kondisi dimana kita secara tulus menerima diri sendiri sebagai orang yang tidak sempurna. Ketika kita menerima diri, berarti kita menerima bahwa kesalahan adalah bagian penting dari perjalanan hidup ini.

compassion-atasi-stress-dengan psikologi-positif
3 Komponen dalam Self Compassion.
Sumber : Webinar Generasi Cakap 27 November 2021.

Ada 3 komponen self compassion, yaitu :

#1 Mindfulness

Mindfulness berarti menyadari pikiran dan perasaan yang menyakitkan namun tidak melakukan reaksi atau respon yang berlebihan. Saat menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan, hadapilah dengan tidak melebih-lebihkan apa yang dirasakan dan tidak terfokus pada perasaan menyakitkan yang dialami. Kita menerima dan berusaha untuk memahami apa yang dirasakan tanpa memberikan penolakan.

#2 Self Kindness

Self  kindness adalah sikap untuk memberikan kebaikan pada diri dan memahami diri sendiri dengan tidak mengkritik atau menghakimi ketika mengalami masalah.

Dalam hal ini kita lebih memilih untuk tetap memperlakukan diri dengan baik dan menghargai diri daripada menilai diri dengan kasar atas kegagalan yang dialami.

Dalam situasi apapun, kegagalan acap kali dialami dan kegagalan adalah bagian dari kehidupan. Dengan kata lain, kesuksesan tidak melulu ada digenggaman kita. untuk mengakui kekalahan tanpa merendahkan diri adalah bentuk dari menyayangi diri sendiri.

#3 Connectedness (Common Humanity)

Connectedness berarti sikap untuk melihat peristiwa yang dialami secara luas dan menganggapnya sebagai bagian dari pengalaman manusia yang umumnya terjadi (Common Humanity).

Terlambat masuk kantor karena macet di jalan? Tenang! semua orang juga pernah mengalami kok. Dengan self-compassion, kita memandang bahwa setiap masalah yang dialami merupakan bagian dari dinamika kehidupan.

Selain Self Compassion, dalam webinar Generasi Cakap tersebut juga membahas tentang bagaimana memanfaatkan emosi negatif agar tidak berujung stress dengan cara menganggap masalah sebagai tantangan yang pasti bisa terselesaikan.

Lebih lanjut, Bu Laila juga membahas tentang bagaimana memaksimalkan kekuatan yang kita miliki untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan agar tidak berujung stress berlebih. Kamu juga bisa lihat apa kekuatanmu dengan mengakses website ini.

In the end, saya sangat bersyukur bisa ikut webinar Generasi Cakap yang memang selalu mengedukasi tentang Mental Health. Follow Instagram Generasi Cakap agar kamu tidak ketinggalan informasi menarik seputar kesehatan mental dan webinar menarik lainnya.

 “The past can’t hurt you anymore, unless you let it” – Alan Moore.

4 komentar untuk “Yuk Atasi Stress Dengan Menerapkan Psikologi Positif!”

  1. setuju, kita emang harus menanamkan psikologi positif yaa biar bisa terus bersyukur dan ga melihat dan berprasangka buruk2 terus, jujur saat nethink tuh malah beban dan menakuti diri sendiri, aku mikirnya psikologi positif ini tuh ya kaya pasrah, legowo gitu

  2. Hai, Nat!

    Writers block, musuhnya para penulis nih, huhu.. Memang kalo lagi stres begitu, better mikir yang baik-baik ya, bukan malah over thinking.

    Yuk ah, liburan dulu, biar otaknya fresh.. hehe..

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.