Bangkok memang kota sejuta pesona. Meskipun tergolong kota metropolitan, namun Bangkok menawarkan wisata yang tidak hanya murah namun juga berkesan.
Selain wisata belanja dan wisata kuliner, ada satu lagi wisata yang gak boleh dilewatkan ketika berlibur ke Bangkok, yaitu wisata heritage. Wisata Heritage di Bangkok memiliki berbagai situs sejarah yang bertebaran di sejumlah sudut kota, membuat Bangkok menjadi salah satu metropolis Asia yang masih menyimpan rapi warisan sejarahnya.
Ketika saya dan rombongan berlibur ke Bangkok, kami mengunjungi 2 situs sejarah yang megah dan indah, yaitu Grand Palace dan Wat Pho.
Sesaat sebelum memasuki gerbang Grand Palace, seorang pria menghampiri kami, ternyata bapak itu adalah tour guide yang menawarkan jasanya. Bapak itu adalah keturunan Tiongkok yang kebetulan bisa berbahasa Indonesia.
Disini memang ada beberapa tour guide yang akan memandu kita berkeliling istana megah ini dengan tarif yang beragam, mulai 500 baht – 1000 baht. Jika tidak mau menyewa tour guide, juga disediakan audio guide berbagai pilihan bahasa yang bisa disewa dengan harga 100 baht atau sekitar Rp 50.000. Syaratnya hanya menyerahkan passport atau kartu kredit sebagai jaminan.
Royal Grand Palace merupakan situs sejarah yang menjadi ikon kebanggaan Kota Bangkok. Grand Palace didirikan pada tahun 1782 atas perintah Raja Rama I dan telah menjadi tempat tinggal keluarga raja dan pusat pemerintahan selama kurang lebih 150 tahun (dari abad 18 – tahun 1945). Setelah itu, tempat ini lebih banyak difungsikan sebagai tempat menggelar upacara dan ritual kerajaan. Raja Thailand pun tinggal di Istana Chitralada.
Ketika berkunjung ke Grand Palace, pengunjung diwajibkan untuk berpakaian sopan. Tidak boleh menggunakan celana pendek dan baju yang tidak berlengan. Namun, jika ada yang demikian, diwajibkan untuk menyewa kain seharga 100 – 200 baht. Adapun tiket masuk tempat wisata ini adalah 500 Baht/orang termasuk juga tiket wisata ke Wat Pho.
Setelah membeli tiket, kami diajak masuk ke dalam istana. Pemandangan bangunan yang megah terpampang nyata di hadapan kami. Bangunan-bangunan di komplek Grand Palace begitu indah dan menarik dengan perpaduan arsitektur khas Thailand dan gaya neo-Baroque. Dekorasinya pun sangatlah rumit.
Meskipun cuaca sangat panas, banyak sekali pengunjung yang datang ke tempat ini. Padahal kami datang di hari Kamis saat itu. Wisatawan yang datang didominasi oleh wisatawan asia dan wisatawan eropa.
Pada kompleks istana ini juga ada kuil Budha, namanya Wat Phra Kaew. Kuil ini berwarna emas yang sangat mencolok. Warnanya semakin berkilau ketika ditimpa sinar matahari yang terik. Kuil ini digunakan sebagai kuil pribadi keluarga raja dan dibangun pada tahun 1785. Di dalam kuil ini terdiri dari beberapa pagoda dan bangunan suci yang memiliki ornament yang rumit.
Usai mengelilingi semua objek di Wat Phra Kaew, kami beralih ke Balairung Chakri Mahaprasad. Bangunan yang dipengaruhi gaya Renaisans Italia. Bangunan ini adalah tempat kediaman Raja dan ruang yang digunakan untuk melakukan acara kenegaraan. Hanya dua dari ruangan utama yang terbuka untuk umum. Tetapi, wisatawan masih bisa mengagumi detail yang indah pada arsitektur struktur bangungan gedung ini dari luar.
Karena matahari semakin terik, dan kami ingin sekali mengunjungi Wat Pho, kami melipir keluar dan bergegas meninggalkan Grand Palace. Untuk menuju ke Wat Pho, bisa ambil jalan keluar dari Grand Palace kemudian belok kiri, susuri jalan setapak dengan tembok putih disampingnya.
Di sepanjang jalan ini banyak sekali penjual minuman, buah dan es krim. Jadi kalau haus karena terik matahari bisa membeli minuman atau buah segar yang dingin.
Cukup jalan kaki sekitar beberapa menit, kami sampai di Wat Pho. Masuk ke kuil ini harus melepas sepatu. Di pintu masuk telah disediakan plastik untuk membungkus sepatu jadi bisa dibawa sendiri. Masuk ke kuil juga tidak boleh mengenakan celana atau rok pendek.
Jadi kalau memakai celana pendek, petugas akan meminjamkan kain panjang. Begitu masuk ke dalam, kami terkesima dengan patung Buddha yang besar dan bewarna emas berkilauan yang berbaring. Patung Budha ini juga sering disebut sebagai Reclining Budha atau Sleeping Budha.
Panjangnya sekitar 46 meter. Keseluruhan patung ini berwarna emas, kecuali mata dan mata kaki yang dihiasi kerang mutiara. Dekorasi pada langit-langit, dinding, dan tiang penyangga kuil sangat menarik. Menurut kepercayaan, jika kita berdoa di tempat ini maka segala permohonan yang kita minta akan dikabulkan.
Banyak sekali pengunjung yang bersembahyang di sekitar tempat itu. Di tempat suci ini juga disediakan koin-koin kecil yang dibeli seharga 20 Baht. Kemudian koin ini kita masukan satu persatu ke wadah logam yang berjejer di pinggir bangunan. 20 baht yang kita bayarkan tersebut adalah untuk donasi kepada anak-anak yatim piatu.
Setelah mengunjungi Wat Pho, kami juga berkunjung ke beberapa kuil lagi disekitarnya.
Setelah puas berkeliling di kawasan Wisata Heritage di Bangkok, kami kembali ke komplek parkiran dan bersiap menuju Asiatique Riverfront.
Tips berkunjung ke Grand Palace dan Wat Pho :
-
- Menggunakan pakaian yang sopan (Kemeja, celana panjang)
-
- Bawa payung atau topi dan tisu karena cuaca pada siang hari sangat terik dan panas
-
- Bawa minuman dingin (atau bisa tukarkan tiket dengan air minum gratis di sekitar tempat wisata
- Berkunjung ke lokasi wisata ini diusahakan dalam kondisi yang fit karena akan sangat melelahkan berkeliling di tempat yang luas ini.
Satu lagi, ketika berkunjung ke kawasan wisata heritage di Bangkok, hormatilah segala peraturan yang telah ditetapkan. Jadi wisatawan yang baik sama artinya dengan menjaga pariwisata.
Whenever you travel, wherever you travel, don’t forget to respect nature, culture, and the host.
Blognya keren deh…. Kuil Wat Pho memang indah…. Saya mengalami setelah berjalan besama begitu banyaknya turis sepanjang 46 meter tubuhnya yang berbaring kami sampai ke kakinya, yang juga berskala raksasa, tingginya 3 meter dan panjangnya 4.5 meter! Tapak kakinya juga bertatahkan mutiara–mutiara besar, diukir dengan ukiran-ukiran yang menunjukkan simbol-simbol Sang Buddha.