wisata-edukasi-aliran-young-artist

Seru! Wisata Edukasi Melukis Aliran Young Artist Di Desa Wisata Sayan Yang Legendaris

Semua orang mungkin sudah tahu bahwa Ubud merupakan destinasi wisata budaya dan pendesaan yang amat tersohor di dunia. Ibaratnya, wisatawan yang datang ke Bali rasanya belum ke Bali kalau belum berkunjung ke Ubud. Gak melulu soal alam yang sejuk, kerajinan tangan yang unik, dan living culture yang harmonis, Ubud juga menyimpan pesona seni rupa yang tak kalah menarik.

Selain aliran romantic ekspresionisme  yang dikembangkan oleh Pelukis Legendaris Antonio Blanco, di Ubud juga ada aliran seni rupa yang menjadikan Ubud kian tersohor. Adalah aliran Young Artist, sebuah aliran seni rupa yang sangat unik dan menggambarkan suasana yang Ubud banget.

Nah, dalam rangka menilik lebih dalam tentang aliran Young Artist ini, saya mengajak  team researcher yang tergabung dalam UKM Tourism Research Community, melakukan research trip ke Desa Wisata Sayan, Ubud. Belajar melukis ala Young Artist bersama para maestro yang sudah mendalami seni lukis Young Artist sejak masih muda.

Berangkat dari Denpasar pukul 07.30 WITA, Desa Wisata Sayan hanya ditempuh dalam waktu 30 menit. Beruntung cuaca saat itu tidak seperti hari biasanya yang mendung. Cuaca cerah pada Sabtu, 13 November 2021 mengiringi perjalanan kami yang sangat menyenangkan.

Mau tahu gimana keseruannya? Tunggu dulu!

Sebelum itu, kenali dulu sejarah dan karateristik aliran Young Artist yuk!

Sejarah Munculnya Aliran Young Artist

Young Artist merupakan sebuah aliran seni rupa yang dicetuskan oleh seorang pelukis asal Belanda yang lama tinggal di Ubud, yaitu Arie Smit. Berawal pada tahun 1960, Arie Smit mengajak anak-anak kecil di Desa Adat Penestanan Ubud untuk menuangkan kreativitas tentang alam dan persawahan Ubud kedalam bentuk seni lukis yang indah.

arie smit-pelukis-young-artist-yang-legendaris
Pelukis asal Belanda, Arie Smit yang menciptakan aliran Young Artist.
Sumber foto : houseofariesmit.com

Anak-anak dibiarkan secara bebas mengungkapkan perasaannya berdasarkan pengalaman masing-masing.  Spontanitas itu menjadi dasar yang sangat kuat dalam menciptakan sebuah karya dengan kemurnian insting dan imajinasi anak yang masih lugu.

Tema lukisan Young Artist ini pun diangkat dari kehidupan sehari-hari, terutama dari alam dan aktivitas masyarakat Ubud yang pada saat itu mayoritas bekerja sebagai petani. Atas dasar itulah nama aliran seni rupa “Young Artist” muncul, hidup, dan berkembang di tengah masyarakat di wilayah Penestanan. Hal tersebut karena aliran seni rupa ini benar-benar dipengaruhi oleh emosi dan imajinasi anak-anak yang cenderung suka warna-warna cerah dan bebas.

wisata-edukasi-aliran-young-artist
Learning by doing dalam belajar melukis Young Artist.
Sumber foto : Dokumentasi pribadi (Research Trip UKM TRC, 2021)

Konsep belajar “Learning by doing” yang diterapkan Arie Smit secara turun temurun ternyata sukses mangantarkan aliran Young Artist meraih masa kejayaan hingga melahirkan maestro pelukis Young Artist asli Bali seperti Ketut Soki, Wayah Pageh, Made Sinteng, Ketut Tagen, Wayan Kaler, dan Wayan Suandi. Aliran Young Artist di Desa Wisata Sayan ini satu-satunya di dunia lho!

Hingga kini, aktivitas melukis dengan aliran Young Artist masih tetap eksis dan digeluti oleh para seniman lokal asli Ubud, tepatnya di Desa Adat Sayan dan Desa Adat Penestanan.

Karakteristik Lukisan Young Artist

Perpaduan warna-warna yang cerah dengan penempatan yang tidak lazim, janggal, namun harmonis menjadi gaya dan ciri khas tersendiri dari aliran Young Artist. Hal tersebut tampak jelas pada warna-warna lukisan yang sangat variatif sesuai dengan kreativitas pelukis.

Misalnya warna daun yang biasanya berwarna hijau dapat diberi warna ungu atau warna biru. Hal tersebut sejalan dengan sifat dan karakteristik anak-anak yang suka dengan warna nyentrik. Adapun media yang biasa digunakan untuk melukis adalah kanvas, kuas, dan cat minyak.

lukisan-young-artist-desa-sayan
Lukisan Young Artist yang terinspirasi dari kehidupan desa tempo dulu.
Sumber foto : Dokumentasi Pribadi (Research Trip UKM TRC, 2021)

Karakteristik lainnya dapat dilihat dari objek yang dilukis. Hampir semua lukisan Young Artist terinspirasi dari pemandangan alam, sawah, gunung, hingga aktivitas masyarakat desa yang kental. Hal ini menjadi bukti bahwa lukisan merupakan salah satu sarana bagi kita untuk melestarikan kearifan lokal.

lukisan-young-artist
Lukisan Young Artist ala Bapak Oman Rai, menonjolkan sisi kehidupan desa yang harmonis antara Manusia, hewan, dan alam.
Sumber foto : dokumentasi pribadi (Research Trip UKM TRC).

Seperti lukisan Bapak Sang Oman Rai yang saya beli, benar-benar menunjukan alam persawahan dengan segala aktivitas manusia yang harmonis. Perpaduan antara warna hijau, jingga, kuning, dan biru menjadi warna yang membuat suasana hati adem. Cantik sekali.  Bahkan saya langsung pajang di ruang kerja. Ketika sedang suntuk, saya tinggal memandangi lukisan tersebut, hehehe.

lukisan-young-artist
Sudut ruangan kerja yang dipasang beberapa hiasan, salah satunya lukisan ala Young Artist.
Sumber foto : dokumentasi pribadi, 2021.

Satu hal lagi yang bikin saya berdecak kagum dari aliran Young Artist ini. Lukisan yang dibuat benar-benar detail dengan tesktur gelap terang yang sangat jelas. Tentu proses pembuatannya tak mudah dan memerlukan waktu yang relatif lama.

detail-dalam-lukisan-young-artist
Detail gelap terang dalam model lukisan Young Artist.
Sumber foto : dokumentasi pribadi (Research Trip UKM TRC, 2021)

Seperti proses menenun kain endek yang pernah saya ulas disini, lukisan juga pastinya dilukis dengan perasaan yang penuh suka cita. Artinya, ketika kita membeli sebuah karya seni, kita tidak hanya membeli karyanya, namun juga proses pembuatannya. Setuju?

Keseruan Melukis Bareng Pelukis Lokal Young Artist

Semenjak dikembangkan menjadi Desa Wisata berbasis kearifan lokal, Desa Sayan melalui Kelompok Sadar Wisata terus berupaya melestarikan eksistensi aktivitas melukis dengan aliran Young Artist. Namun, karena adanya pandemi, penjualan lukisan pun kena imbasnya.

Maka dari itu, untuk menumbuhkan semangat bangkit sembari mencari regenerasi, Pokdarwis bersama para pelukis mengemas kegiatan melukis ini dalam sebuah aktivitas wisata edukasi partisipatif, dimana wisatawan dilibatkan secara aktif dalam proses pembuatan lukisan.

wisata-edukasi-aliran-young-artist
Aktivitas melukis Lukisan Young artist.
Sumber foto : Dokumentasi pribadi (Research Trip UKM TRC, 2021)

Kami pun larut dalam kegiatan melukis yang memakan waktu selama 2,5 jam. Wisatawan akan diajarkan bagaimana mencampur warna, memoles warna pada kanvas, dan mewarnai sketsa yang sudah disiapkan.

belajar-lukisan-young-artist-bersama-maestro
Proses pembuatan lukisan yang diajarkan langsung oleh pelukis lokal di Desa Wisata Sayan.
Sumber foto : Dokumentasi pribadi (Research Trip UKM TRC 2021)

Sekali lagi, wisatawan dibebaskan menggunakan warna apapun yang disuka. Ada yang menggunakan nuansa warna senja, pastel, biru, dan hijau. Serunya lagi, aktivitas wisata edukasi ini akan didampingi oleh para pelukis yang dengan sabar dan telaten membimbing sampai lukisan benar-benar jadi.

lukisan-young-artist
Hasil lukisan yang dibuat oleh team Research UKM TRC.
Sumber foto : Dokumentasi pribadi (Research Trip UKM TRC 2021)

Overall, melakukan aktivitas wisata melukis aliran Young Artist di Ubud ini benar-benar seru dan bikin ketagihan. Bahkan keesokan harinya saya kembali datang untuk melukis lagi dan lagi! Hahaha.

belajar-melukis-young-artist
Melukis menjadi salah satu self healing yang menyenangkan.
Sumber foto : Dokumentasi pribadi, 2021.

Selain bisa mengekspresikan perasaan, melukis juga melatih kreativitas dan mampu mengurangi stress akibat rutinitas yang menjemukan.

Jika kamu berkunjung ke Ubud, aktivitas melukis aliran young artist  ini wajib banget kamu coba. Stay tune di Travelearn Indonesia untuk pemesanan tiket wisata edukasi Young Artist yaa!

18 komentar untuk “Seru! Wisata Edukasi Melukis Aliran Young Artist Di Desa Wisata Sayan Yang Legendaris”

  1. lukisan Young Artist memang sdh ada sejak zaman dulu,zaman dimana kami masih sulit dgn nasi. warga kami di Sayan hampir semua melukis dgn gaya masing2. jadi,ini baru satu model lukisan,yang lain masih banyak dan semua punya karakteristik pengembangan tersendiri. Silahkan nanti kalau datang lagi ke Ubud,lihat lebih banyak lagi dn mungkin Anda akan lebih terkesima!

  2. Nanik Kristiyaningsih

    Seniman semua, ya mbak masyarakat di sana.
    Menggambar sedetail itu pasti rumit banget,ya. Lihat lukisan “Detail gelap terang dalam model lukisan Young Artist”, kagum banget.
    Lukisan orangnya banyak,sesuai tampilan jauh dekatnya belum lagi suasana persawahan yang diangkat, wuihh butuh waktu berapalama, ya mbak ngelukis seperti itu?

  3. wah seruuuuu mbak natihh jadi yang datang kesana bakalan bisa punya karya ya wah asyik nih, duh jadi inget lukisan setengah jadiku hahaha .. keren alam sellau menyuguhkan keindahan yang natural

  4. wah lukisannya cakep banget. berasa banget naturalnya. pas baca komen di atas ternyata tinggal mewarnai ya, mbak tapi kalau mau melukis sendiri bisa nggak ya?

  5. Bagus banget lukisan-lukisannya kak. Aku baru tahu loh ada aliran dalam melukis seperti young artist ini. Aku kita kalau lukisan seperti di atas itu aku nyebutnya gambar pemandangan aja. Xixixi..

  6. Nanik Kristiyaningsih

    Sketsanya mereka yang buatkan, ya Mbak Natih.
    Kita tinggal campur warna sesuai instruksi begitu kah?
    Seru ya, berasa kursus lukis gratis dari maestronya.

  7. wahh aliran lukisan young artis ini yang katanya tidak lazim dan janggal tapi tetep loh hasil lukisnya tuh cantik dan ga terasa ada janggal janggalnya, hahha

  8. Seru sekali kegiatan kamu dan teman-teman, natih! Belajar melukis langsung di Desa Wisata Sayan. Setuju banget sama konsep Young Artist, seharusnya orang diberi kebebasan dalam membuat karya seni, salah satunya mengenai konsep melukis. Saya pernah lihat video seseorang yang mengomentari konsep belajar di Indonesia. Kenapa saat pelajaran mewarnai, anak-anak disalahkan ketika mereka memilih warna pink atau ungu untuk daun. Guru mengajarkan warna daun harus hijau kepada semua siswa. Padahal, itu adalah kebebasan mereka dalam membuat sebuah karya.

  9. Bali tuh bener-bener tempat yg menyenangkan ya, gak hanya sunset dan pantai aja tapi ada desa wisata dan Ubud dengan persawahannya yg indah

  10. Baru dengar soal aliran seni ini. Pengetahuan seni lukisan saya terbatas pada aliran-aliran yang ada di buku. Udah lama nggak apdet. Dulu sering juga mantengi pameran lukisan sampai tahu ada aliran pointilisme. Menarik juga ya ini, jadi ada alternatif wisata selain alam. Cocok buat yang pengen gaya liburannya semacam eat-pray-love. Soalnya melukis tuh butuh waktu tapi refreshing banget. Yang jelas cocok buat orang yang juga suka menggambar.

  11. Bagus mba lukisan-lukisannya. Saya sih ga ngeri soal seni ya tapi kalau liat gambar pemandangan selalu membuat rasa yg sejuk, adem.. Dan warna warni yg ada membuat rasa hati yg gembira juga

  12. Bisa terjun langsung belajar melukis sangat mengesankan ya kak, apalagi memang seni lukis jadi hal yang banyak disukai orang juga.
    Sebab melalui belajar seni ini, bisa sekaligus mengenal kearifan budaya lokal dengan cara yang asik

  13. Agaknya Bali ini dalam segi pengembangan wisata kebudayaan mirip dengan Yogyakarta yang identik dengan Keratonnya. Bedanya mungkin di Bali ini banyak diilhami oleh agama Hindu dan pertautannya dengan alam. Seperti lukisan young artist tersebut nampak corak alam dibalut kegiatan sehari-hari warga desa.

    1. iya benar sekali kak. Nenek moyang kami zaman dulu memang sudah tanggap akan nilai tradisi dan kearifan lokal yang akan menjadi penyelamat untuk kehidupan masa depan. Tercermin lewat karya-karya dan upacara keagamaan yang masih tetap dilestarikan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.