Sepedaan di Ine

Apakah kalian sudah membaca artikel Ine No Funaya : Desa Nelayan Sejuta Pesona Di Kyoto Jepang yang saya buat beberapa waktu yang lalu? Kalau belum, baca dulu yuk

Pada artikel tersebut saya berjanji akan menceritakan aktivitas lain yang tak kalah seru yang bisa dilakukan ketika mengunjungi Ine, sebuah Desa nelayan ditepi laut Jepang yang sudah dinobatkan sebagai salah satu “The Most Beautiful Village in Japan”. Aktivitas tersebut adalah Bersepeda.

Jepang memang negara ramah sepeda. Selain menggunakan transportasi umum, masyarakatnya juga memilih sepeda sebagai penunjang mobilitas mereka sehari-hari. Tak terkecuali di Ine. Untuk menunjang aktivitas wisata di desa ini, Ine Tourism Information Center menyediakan fasilitas peminjaman sepeda gratis kepada wisatawan untuk bisa explore Ine secara lebih intim. Tak tanggung-tanggung, sepeda yang dipinjam tidak harus dikembalikan pada tempat pengambilan awal. Namun, wisatawan bisa mengembalikan sepeda tersebut pada 5 lokasi yang telah ditentukan.

Area tempat pengembalian sepeda di Ine, yaitu : 1) parkir sepeda dekat kantor Ine Tourism Information, 2) Kawasan Funaya Biyori, 3) parkir sepeda dekat Ine Bay Cruise Ferry, 4) Kawasan Funaya no sato Ine, dan 5) parkir sepeda di selatan kantor post Ine.

Berangkat dari asrama pukul 07:39, seperti biasa saya ikut nimbrung di Bus bersama anak-anak SD  yang akan berangkat sekolah. Setelah sampai, saya menuju ke tempat parkir sepeda di dekat Ine Tourism Information Center.

Untung saja, sepeda gratis yang bisa dipinjam masih sisa satu buah. Kalau tidak, judul artikel ini mungkin tidak “Sepedaan di Ine”, hehehe.

Cuaca yang cerah membuat saya semakin semangat untuk berkeliling meski hanya seorang diri. Funbike tour saya kali ini diawali dengan mengunjungi Ine Fishing Port, yaitu tempat para nelayan mengumpulkan ikan hasil tangkapannya. Dari awal tinggal disini, saya memang penasaran dengan pelabuhan nelayan dengan berbagai ikan hasil tangkapannya. Dan ternyata kesempatan untuk melihat langsung aktivitas para nelayan pada pagi hari baru kesampaian setelah 8  bulan kemudian.

Aktivitas nelayan disini dimulai sekitar pukul 06.30 pagi dan selesainya tergantung dari jumlah hasil tangkapan, namun rata-rata akan selesai pada pukul 09.00 pagi. Jadi, jika kalian mau mengunjungi fishing portnya, saya sarankan untuk datang lebih awal.

Saya takjub dengan pemandangan yang saya lihat di depan mata. Aktivitas nelayan dan hasil laut yang melimpah luar biasa. Ine yang terletak di sisi laut jepang memang kaya akan hasil laut yang melimpah, seperti ikan kakap, ikan fugu, ikan terompet, ikan buri (ikan ekor kuning), ikan sawara, ikan tuna, cumi-cumi, gurita, dan lain sebagainya. Bahkan ikan buri yang hanya bisa ditangkap di musim dingin ini memiliki ukuran yang besar dan beratnya mencapai 30 kg atau lebih.

Di Fishing port saya bertemu dengan salah satu karyawan Aburaya. Beliau menjelaskan beberapa jenis ikan yang ditangkap di Ine. Dan ikan yang dipegang oleh beliau adalah Ikan Sawara
Ikan Ekor Kuning (Yellowtail fish) atau dalam bahasa jepang disebut Buri . Berat Buri rata-rata 2 kg – 30 kg
Ikan buri yang diberi tanda oleh nelayan
Ikan Fugu (Puffer fish)
Ikan Terompet atau dalam bahasa jepang disebut Yagara

Salah satu keunikan dari fishing port ini adalah tidak ada pasar ikan disekitarnya. Masyarakat yang ingin membeli ikan bisa langsung datang ke fishing port dan membeli langsung dari nelayan. Umumnya, pembeli bisa mengambil sendiri ikan yang ingin dibeli dan dimasukan pada ember warna biru, kemudian ditimbang untuk menentukan harganya. Karena ikan yang dibeli langsung dari nelayan, maka kesegaran ikan tersebut pasti terjamin.

Setelah sekitar 1 jam di Ine Fishing Port, saya melanjutkan perjalanan ke tujuan selanjutnya, yaitu Mukai Brewery. Tempat pembuatan sake khas Ine yang sangat terkenal. Keunikan dari Mukai Brewery ini adalah pembuat sakenya bukanlah seorang laki-laki. Namun perempuan. Produk lokal yang paling terkenal adalah Ine Mankai dan Kyo no haru.

Bagi yang tidak bisa minum minuman beralkohol seperti saya, terdapat pilihan Ine Mankai yang tidak mengandung alcohol. Rasanya manis dan segar.

Non Alcoholic Sake

Sepanjang perjalanan, saya juga sempat mengabadikan beberapa spot yang sangat cantik seperti berikut.

Ine No Funaya
Taman Hirata di depan Ine Tourism Information Center
Burung Camar dan Burung Elang yang hidup disekitar Ine Bay
Jalan di Ine
Dompet dari Chirimen.
Kerajinan khas kyoto
Ine no Funaya atau rumah perahu yang merupakan tempat tinggal para nelayan di Ine
Bunga Camelia atau dalam Bahasa Jepang disebut Tsubaki

Funbike saya kali ini berakhir di Ine Wan Meguri, dermaga tempat kapal wisata di Ine. Saya bukannya tidak ingin coba explore Funaya dengan kapal ferry tersebut, namun akan lebih baik jika nanti saya pergi dengan Desi, Biar ada yang fotoin, hehehe.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.