Semakin berkembangnya era digital, semakin sering kita terpapar hal-hal negatif yang berasal dari media sosial. Tak jarang kita merasa insecure atas capaian orang lain, merasa tersaingi, atau bahkan timbul rasa iri melihat kesuksesan orang lain.
Kemudian kita pun jadinya sering membanding-bandingkan diri kita dengan capaian orang lain, lalu merasa bahwa diri tidak berbakat atau tidak layak untuk sukses. Nah, pola pikir yang seperti itu disebut dengan scarcity mindset atau pola pikir berkekurangan.
Scarcity mindset sendiri ialah cara berpikir yang didasari ketakutan dan kecemasan. Scarcity Mindset percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini terbatas, hal yang baik tidak cukup jika dibagi ke semua orang.
Dengan kata lain, Scarcity mindset ini menjadikan kita sebagai pribadi yang takut akan kehilangan sesuatu, takut terkalahkan, dan takut terlihat buruk. Tak jarang di dalam dunia kerja mental ini menciptakan lingkungan kantor yang tidak sehat akibat adanya sikap takut tersaingi tersebut.
Persaingan yang tidak sehat inilah yang akan membahayakan mental kita, hubungan dengan rekan kerja, dan perjalanan karir pun akhirnya terhambat. Padahal, merasa iri dan berlomba dengan orang lain hanya akan membuat kita lupa akan keunikan sendiri.
Alih-alih bergerak maju untuk berprogress, eh malah rebahan sambil stalking temen di sosmed terus nyinyirin pencapaiannya.
Lalu, bagaimana caranya agar Scarcity mindset ini bisa dihindari?
Atasi Scarcity Mindset Dengan Membangun Abundance Mindset
Pola pikir scarcity bisa diatasi dengan menerapkan abundance mindset yaitu mindset berkecukupan. Orang yang memiliki abundance mindset selalu percaya bahwa ada lebih dari cukup segala sesuatu di dunia ini untuk semua orang.
Orang yang memiliki abundance mindset juga percaya bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk sukses dalam hal apapun meskipun kadang jalan dan tujuannya berbeda.
Alih-alih pelit ilmu seperti scarcity mindset, orang yang memiliki abundance mindset akan senantiasa berbagi ilmu yang dimilikinya bahkan secara cuma-cuma.
Lebih lanjut, berikut adalah perbandingan antara abundance mindset dengan scarcity mindset. Setelah memahami setiap perbedaannya, kamu pasti setuju abundance mindset ini begitu penting diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Nah, 2 cara paling dasar membangun abundance mindset berikut bisa kamu terapkan di kehidupan sehari-hari agar hidup bisa lebih bermakna dan bahagia.
1. Selalu Mensyukuri Segala Apapun Yang Terjadi
Cara membangun abundance mindset yang pertama adalah selalu mensyukuri segala apapun yang terjadi. Seperti kata Tony Robbins, “When you are grateful, fear disappears and abundance appears.” bersyukur akan membawamu ke perasaan tidak serba kekurangan.
Seperti ketika mempraktikan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari, bersyukur akan membuatmu merasa bahwa ternyata ada banyak hal yang kamu miliki yang mungkin tidak disadari sebelumnya.
Misalnya ketika kamu merasa tidak memiliki smartphone keren, kamu tetap bersyukur memiliki smartphone yang masih bisa kamu gunakan untuk berkomunikasi dan membaca blog ini.
Ketika kamu tidak memiliki rumah mewah, bersyukurlah kamu masih memiliki tempat tinggal untuk berteduh dan beristirahat.
Adanya rasa syukur ini akan membuat diri kita terhindar dari rasa tamak dan ingin selalu memiliki sesuatu yang belum tentu bermanfaat secara signifikan.
Mempraktikkan rasa syukur dapat membantu memperluas perspektif dan melihat sesuatu secara lebih luas, meningkatkan pandangan positif, fokus terhadap apa yang dimiliki serta meningkatkan kepercayaan diri dan hubungan kita dengan orang lain.
Jadi, bersyukurlah dengan apapun yang kini kamu miliki ya!
2. Bermurah Hati dan Ikhlas Membantu Orang Lain
Cara selanjutnya agar kamu bisa memiliki pola pikir berkelimpahan adalah dengan cara bermurah hati dan ikhlas membantu orang lain tanpa pamrih.
Kenapa sih bermurah hati ini termasuk abundance mindset?
Sederhananya begini. Ketika kamu sering membantu orang lain dengan hati yang tulus tanpa pamrih, apa yang kamu rasakan dan pikirkan saat melakukannya?
Apakah saat memberikan bantuan kamu berpikir bahwa kamu sedang berkekurangan? Gak, kan? Sudah pasti kamu akan merasa berkecukupan.
Memberikan bantuan kepada orang lain tidak hanya soal materi, kok! Bantuan yang kamu berikan bisa saja berupa informasi penting untuk kelangsungan karirnya, ilmu yang bermanfaat, atau sekadar bantuan promosi untuk usaha yang sedang ia rintis.
Bahkan dengan sukarela membagikan artikel ini ke media sosial milikmu sudah termasuk membantu blog ini berkembang disamping bisa menularkan informasi tentang abundance mindset kepada orang lain.
Sekecil apapun itu, pertolongan yang dilakukan secara tulus dan ikhlas akan membuatmu selalu merasa berkecukupan alias memiliki abundance mindset.
Itulah sekilas tentang abundance mindset dan cara menerapkan abundance mindset. Setelah membaca artikel ini, saya harap kita semua bisa menerapkan abundance mindset secara konsisten dan menjadikannya kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Share artikel ini jika bermanfaat dan berikan komentar bagaimana pendapatmu tentang abundance mindset ini? Ditunggu ya!
Sukaaa banget sama konsep abundance mindset. Pemikiran yang kaya dan merasa cukup ya, jadi kita senantiasa bersyukur di dalam kondisi apapun.
Bener banget, kita itu harus selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki. Karena jika merasa iri terhadap apa pun yang dimiliki orang lain malah membuat kita merasa tidak berdaya. Padahal hidup kita dan orang lain memang berbeda. Syukuri saja semua yang dimiliki.
Menjadi pribadi yang ikhlas ini banyak banget tantangannya. Ketika sudah merasa ikhlas, justru datang ujian berikutnya yang lebih berat.
Jadi memang hidup ini perlu banget meluruskan cara pandang abundance mentality.
Tipsnya patut dicoba ketika kita merasakan beratnya kehidupan masa kini karena ketatnya persaingan.
Tapi aku selalu menekankan kepada anak-anak bahwa pentingnya kejujuran. Jadi bagian dari berproses dalam hidup adalah manusia kembali ke fitrahnya bahwa hidup perlu saling tolong-menolong, jujur dalam hal apapun dan bersyukur.
Aku baru dengar istilah ini kak, tapi setuju banget dengan dua hal di atas. Tentang bersyukur dengan apa yang dimiliki dan terus menebar kebaikan… dengan itulah kita akan bisa merasakan keberlimpahan yang Tuhan berikan dalam hidup.
Apapun yang dimiliki saat ini tentunya harus disyukuri ya,Mba. Era digital serba mudah lihat kehidupan orang yang dibagikan di berbagai media membuat mudah insecure juga sih. Membangun abundance mindset ini sepertinya perlu dilakukan sejak sekarang deh sebelum telat.
wahh ternyata ada istilahnya ya abundance mindset, tapi perasaan dan pikiran merasa cukup tuh emang penting yaa, supaya kita juga tenang dan selalu merasa cukup
sadar gak sadar scarcity mindset ini bisa tertanam di diri kita ya kak. aku juga sering merasa gitu, walau gak spesifik membandingkan diri sama orang lain, tapi memang kayak sulit percaya sama kemampuan diri sendiri aja. mungkin juga trigger-nya karena sejak kecil sering di-underestimate.
Ikhlas membantu orang lain memang efeknya luar biasa. Ada saja balasan kebaikan yang bisa diterima, dan benar bersyukur jangan lupa untuk dilakukan
Baru mengenal istilah abudance mindset. Nah, pola pikir seperti ini yang memang patut dikembangkan ya biar kita juga bisa senantiasa bersikap positif dan tidak perlu merasa tersaingin karena semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk sukses
Aku pun pernah beginii kak, takut gabisa kayak temen2 yg lain. Tapi seiring waktu, karena support suami dan sering ikutan kelas juga jadi paham yaa tiap orang tuh pencapaiannya beda2, startnya juga beda2, ukuran kesuksesan jg beda2 ya kannn. udah paling bener harus selalu bersyukur atas apa yang terjadi sama kita
nah ini bahaya ya, penggunaan media sosial yang gak dibarengi sama benteng diri termasuk mental, bisa bikin kita kewalahan dan jadi ‘penyakit’ 🙁
Bersyukur, Ikhlas dan berbagi dg orang lain kadang sulit dilakukan. Apalagi kalau ikhlas. Di bibir oke, di hati ngeganjel. Padahal impact nya buat diri kita bagus banget, ya.
Bersyukur dengan segala apapun yang didapat biarpun kecil membuat kita jadi lebih menikmati hidup. Kadang kita terlalu banyak mendengarkan orang lain sampai lupa mendengarkan diri sendiri. Jadi nikmatilah segala prosesnya dengan bahagia
Abundance mindset harus dimilik setiap pribadi demi kebaikan diri sendiri, gak dihantui stres dan iri yang gak perlu dan justru membuat lelah diri. Hidup juga jadi lebih penuh makna kalau kita bisa saling berbagi dan peduli ya. Semoga banyak yg membaca artikel ini.
Setujuuuu. Menolong tak selalu dengan materi. Di sisi lain, ada yang orang yang menilai segala sesuatu dengan materi. Jadi, sebaik apa pun diri kita, kalau belum memberi materi padanya, kita nggak bakal dianggap :)) Di situ kita diuji tentang keikhlasan. Mb Natih keren nih tulisannya.
bagus banget tips nya, aku pun termasuk golongan yg insecure terhadap pencapaian orang lain di medsos. Jadi pengingat diri masing2 pasti punya waktunya untuk sukses yang pasti harus tetap semangat dan kerja cerdas
Dapat istilah baru nih antara Scarcity mindset dan abundance mindset. Padahal istilah itu sebenarnya sejak jaman dulu sudah ada. Rasulullah saja sudah menegaskan, hidup itu jangan berlebih. Dengan rasa syukur dan tawadhu insyaallah semuanya akan terasa membahagiakan hati
Abundance mindset emang wajib banget diterapkan dalam kehidupan, kita pasti akan lebih percaya diri dan tidak terlalu membanding bandingkan diri kita dengan orang lain. Setiap orang punya waktu kesuksesan dan jalan yang berbeda-beda.
Aku pernah ada di masa scarcity mindset dan takut akan selalu ketinggalan, tp setelah lama-lama tahu bahwa hidup perihal membagi energi juga. Justru dengan sharing dengan orang malah jadi lebih paham krn diulang2 dan lebih cepat memahami kebaruan, kalau di keep sendiri rasanya malah dobel lelahnya. Pun jadi less worry dengan abundande mindset ini
Hidup cuma sekali mending berpikir positif aja ya mba. Abundance Mindset setujukah kita terapkan dalam kehidupan kita. Biar bisa optimis menata masa depan geng lebih semangat. Makasih ya mba dapat insight deh habis baca artikel ini.
setuju banget pengaruh bersyukur ini merubah mindset saya yang dulunya suka scarcity mindset moved to abundance mindset and definitely it helps me happier dalam kondisi apapun. Even it tooks time. tapi setelah kita berada di abundance mindset, kayak lebih lega, lebih santai, always happy dan merasa secure aja dan berpikir setiap orang pasti memiliki pencapaian masing-masing, so just enjoy the life
Terima kasih Kak Natih atas tulisannya, serasa tercerahkan sekali karena pernah berada di posisi scarcity mindset dan memang tak mudah untuk keluar dari bayang-bayang kelam itu
Bersyukur dan ikhlas dalam berbuat rupanya memang lebih menenangkan, termasuk bisa memicu diri kita untuk tetap bisa mencapai posisi yang kita inginkan dengan cara saling dukung ya. Aih, terima kasih sudah menulis tentang abundance mindset ini ya Kak.
Bener lho, kakak. Saya pernah merasa insecure melihat kesuksesan orang lain dan membandingkan dengan diri sendiri. Saya saat itu melakukan puasa media sosial sementara waktu, biar bisa kembali bersyukur atas apa yang sudah dicapai hingga kini.