Amanohashidate-Jepang

Melihat Surga di Amanohashidate View Land

Berbicara tentang tempat wisata di Jepang seolah tak ada habisnya, baik itu yang berkaitan dengan wisata budaya, wisata alam, dan wisata kulinernya yang mendunia. Kali ini saya akan mengulas salah satu wisata alam di Jepang yang sangat unik yaitu Amanohashidate, jembatan surga yang sempat saya kunjungi pada hari Kamis, 9 Januari 2020 lalu.

Sebelumnya saya juga pernah mengunjungi Taman Kasamatsu saat musim gugur. Taman Kasamatsu juga tak kalah indah dibandingkan Amanohashidate.

Oh ya, kali ini saya tidak sendiri. Saya ditemani Min, rekan kerja dari Vietnam yang kebetulan libur dihari yang sama. Awalnya agak ragu untuk jalan-jalan karena cuaca akhir-akhir ini sangat tidak menentu. 10 menitnya cerah, 10 menitnya lagi bisa tiba-tiba turun hujan.

Rencana awalnya berangkat pukul 7:39 pagi berubah menjadi pukul 11:00 pagi.  Berangkat dari asrama yang terletak di Desa yang amat terpencil di Ine, seperti biasa kami harus jalan kaki sekitar 30 menit untuk sampai di halte bus Tankai terdekat.

Sekilas Tentang Amanohashidate

Amanohashidate adalah salah satu 3 panorama terbaik di Jepang selain Miyajima di Perefektur Hiroshima dan Matsushima di Perfektur Miyagi.

Amanohashidate terletak di utara kota Kyoto, tepatnya di teluk Miyazu. Objek wisata yang paling terkenal dan menjadi daya tarik utama disini adalah Amanohashidate Sandbar.

Melansir dari Info Japan, Amanohashidate merupakan daratan yang berada ditengah-tengah laut yang muncul akibat proses alam selama ratusan tahun. Daratan tersebut ditumbuhi ratusan pohon pinus yang sangat cantik.

Amanohashidate Sandbar ini terlihat sangat unik layaknya jalan menuju ke surga jika dilihat dari Amanohashidate View Land. Bahkan nama Amanohashidate sendiri dalam bahasa Jepang berarti “Jembatan Menuju ke Surga”

Amanohashidate, The Most Scenic View in Japan

Meskipun menjadi “The Most Scenic View in Japan”, namun lagi-lagi Amanohashidate agaknya kurang populer dikalangan wisatawan mancanegara, terlebih wisatawan asal Indonesia.

Entah itu karena memang kurang populer atau jarak untuk mencapai tempat wisata ini yang tergolong cukup jauh dan memakan banyak waktu jika berangkat dari pusat kota Kyoto.

Sekitar 1,5 jam perjalanan dari Ine, kami sampai di depan stasiun Amanohashidate.

Untuk mencari objek wisata Amanohashidate View Land, kami harus naik cable car atau cable chair lift seperti ketika pergi ke Taman Kasamatsu. Karena untuk melihat jembatan surga ini, kita harus melihatnya dari ketinggian.

Dari stasiun ke lokasi chair lift nya kami harus berjalan sekitar 5 menit mengikuti petunjuk arah yang disediakan.

Ditengah perjalanan, rupanya Min kehausan, haha. Jadilah kita melipir dulu sebentar ke mesin Jidouhanbaiki (mesin penjual otomatis).

Sampai di loket penjualan tiket, kami bergegas membeli tiket untuk 2 orang. Harga tiket untuk 1 orang adalah 850 yen PP.

Saat itu tidak ada wisatawan lain selain kami, sehingga tidak perlu mengantre. Sebenarnya saya sedikit khawatir, jangan-jangan tidak ada orang lain yang beriwisata karena cuacanya yang kurang bersahabat.

tike-masuk-amanohashidate

Berbeda dengan Taman Kasamatsu  yang Cable chair liftnya tidak beroperasi saat winter, di Amanohashidate ini kami bisa pilih antara mau naik Cable Chair lift atau Cable Car. Saat itu kami memilih untuk naik Cable Chair Lift saja.

Perjalanan naik ke atas rupanya lebih lama daripada chair lift di Taman Kasamatsu, karena memang lintasannya lebih panjang dan lebih tinggi dari chair lift di Taman Kasamatsu. Total waktu yang dihabiskan sekitar 10 menit.

cable-car-amanohashidate

Sampai diatas, cuaca yang semula mendung kini mulai turun hujan. Suhu udara saat itu dingin mencapai 1 derajat Celcius. Untung saya bawa jaket yang hangat, sehingga tubuh masih bisa bertoleransi dengan dinginnya udara siang itu.

Hujan yang cukup deras membuat pemandangan “Bridge to Heaven” ini serasa kurang cantik dibandingkan saat musim panas. Berikut adalah foto-foto yang berhasil saya abadikan sebelum hujan semakin deras.

jembatan-surga-amanohashidate

amanohashidate dari ketinggian

Amanohashidate Sandbar saat musim panas dan cuaca cerah

amanohashidate di kyoto

Matanozoki – Melihat Surga Dengan Cara Yang Unik

Aktivitas wajib nan unik yang harus dicoba disini adalah “Matanozoki” yaitu melihat panorama Amanohashidate sandbar dari balik selangkangan. Hah? memang harus ya?

Melihat panorama Amanohashidate dari balik selengkangan ada alasan tersendiri. Saat itulah kita akan melihat pohon pinus yang berjejer dan membentang itu akan tampak seperti jalan menuju ke langit atau ke surga.

Matanozoki ini adalah aktivitas yang sudah dilakukan sekitar ribuan tahun yang lalu oleh masyarakat Jepang.

matanozoki di amanohashidate
Matanozoki “Melihat Jalan Ke Surga”

Selain Matanozoki, fasilitas yang disediakan di Amanohashidate View Land ini adalah taman bermain yang cocok untuk anak-anak. Selain itu juga ada cafeteria yang menjual aneka snack dan ice cream.

Setelah puas berkeliling, kami memutuskan kembali turun ke stasiun. Untuk perjalanan turun dari View Land, kami memutuskan untuk mencoba Cable Car yang datang setiap 15 menit sekali. Berikut adalah pemandangan dari Cable Car yang saya abadikan melalui video. Indah bukan?

Oh ya, di area ini juga ada objek wisata lainnya yang bisa dinikmati yaitu Kuil Chionji, naik ferry cruise mengelilingi Amanohashidate Sandbar, bersantai di jembatan merah, dan bersepeda diantara pepohonan pinus yang sejuk.

Saat kami mengunjungi Kuil Chionji, ada beberapa stand makanan yang menjual kudapan khas jepang seperti Thai Yaki, Takoyaki, dan pancake.

kuil-chionji-amanohashidate
Saat kami berkunjung ke Chionji Temple, banyak warga Jepang dan wisatawan yang melakukan Hatsumode (Berdoa diawal tahun).
Jembatan merah di Amanohashidate
Jembatan Merah di Amanohashidate. Jika beruntung kita bisa melihat Jembatan ini diputar 45 derajat jika ada kapal besar yang berlayar. Namun sayangnya saat itu kami belum beruntung huhu

Sekian dulu cerita hari ini, sampai jumpa di artikel selanjutnya ya!

Ja ne….

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.