tarik-tambang

Memaknai Hari Kemerdekaan Indonesia Melalui Filosofi Permainan Tradisional “17 Agustusan”

Kemerdekaan bukan tanda untuk berhenti berjuang, tapi tanda untuk berjuang dengan lebih keras.

Bulan Agustus merupakan bulan yang sangat bersejerah bagi Bangsa Indonesia. Bulan itu, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia berhasil memproklamasikan diri menjadi bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat.

Hari ini, Selasa, 17 Agustus 2021 tepat 76 tahun Indonesia merdeka dari belenggu penjajah.

Dari tahun ke tahun, momentum Kemerdekaan Indonesia selalu dirayakan oleh masyarakat Indonesia. Tidak hanya dengan upacara bendera, namun juga melaksanakan berbagai macam perlombaan permainan tradisional mulai dari lomba makan kerupuk, balap karung, bakiak, tarik tambang, hingga panjat pinang.

Semua itu selalu dirayakan secara meriah baik di kantor, sekolah, desa, kampung, dan tempat lainnya yang kerap kali mengundang keseruan dan gelak tawa para penonton.

Beragam hadiah unik dan menarik pun dinantikan seperti beras, peralatan rumah tangga, peralatan elektronik, dan hadiah alat tulis untuk anak-anak.

Dibalik keseruan dan kemeriahan memperingati hari Kemerdekaan itu, tahukah kamu makna dan filosofi unik yang terkandung didalam permainan tradisional tersebut?

Memaknai  Filosofi Permainan Tradisional Kemerdekaan Indonesia

Permainan tradisional memainkan peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia sebagai salah satu khasanah budaya yang memiliki nilai-nilai luhur yang harus selalu dilestarikan.

Permainan tradisional dapat menciptakan suatu kebersamaan, sikap toleransi, dan semangat bahu membahu membantu sesama. Selain itu, permainan tradisional juga memiliki fungsi sebagai media belajar yang komunikatif karena membantu pengembangan mental, sosial, kreativitas, moral, dan edukasi intelektual.

Dibalik keseruan dan gelak tawa yang ditimbulkan, permainan tradisional menyambut kemerdekaan Indonesia juga memiliki nilai yang erat kaitannya dengan sejarah Bangsa Indonesia pada zaman penjajahan, bagaimana para pahlawan berjuang meraih kemerdekaan dan menjaga persatuan serta kesatuan bangsa.

Apa saja filosofi yang terkandung dalam berbagai permainan tradisional yang kerap dilombakan saat merayakaan kemerdekaan Indonesia? Yuk baca artikel berikut sampai habis ya!

Lomba Makan Kerupuk

permainan-tradisional-kemerdekaan-indonesia-makan-kerupuk

Lomba Makan Kerupuk merupakan lomba yang dilakukan secara perorangan, dimana kerupuk akan digantung pada tali yang membentang dan diikat pada 2 tiang. Para peserta akan diikat tangannya kebelakang dan berlomba memakan kerupuk tanpa bantuan tangan. Siapapun yang berhasil menghabiskan kerupuk paling cepat, ia lah yang keluar menjadi pemenang.

Namun ternyata, lomba makan kerupuk memiliki kisah pilu saat zaman penjajahan. Dikutip dari Detik.com, kerupuk pada awalnya adalah salah satu makanan pelengkap utama pada tahun 1930-an hingga 1940-an.

Jika saat ini, kebutuhan sembako dan bahan pokok bisa dibeli dengan mudah dan murah di Aplikasi Super, lain halnya saat masa penjajahan. Kala itu, Indonesia mengalami krisis moneter sehingga harga kebutuhan pangan melonjak. Akibatnya, banyak masyarakat menengah ke bawah tidak bisa membeli kebutuhan pangan. Maka dari itu, kerupuk akhirnya menjadi bahan makanan pokok karena harganya yang terjangkau.

Pada tahun 1950, saat pertama kali Bangsa Indonesia berhasil merayakan hari kemerdekaan, lomba makan kerupuk adalah lomba pertama yang diselenggarakan untuk mengenang kisah pilu saat masa-masa sulit yang dihadapi rakyat Indonesia. Hingga kini lomba makan kerupuk selalu diselenggarakan setiap tahunnya.

Selain itu, lomba makan kerupuk juga mengandung filosofi kegigihan dan kesabaran, terbukti dari para peserta yang tangannya diikat ke belakang, harus berusaha dengan gigih dan sabar dalam memakan kerupuk tersebut sampai habis.

Lomba Balap Karung

permainan-tradisional-kemerdekaan-ri-balap karung

Permainan Balap Karung merupakan permainan kedua yang sangat populer dan hampir tak pernah absen untuk diselenggarakan saat perayaan Hari Kemerdekaan.

Lomba balap karung dilakukan dengan sangat sederhana. Peserta diwajibkan untuk memasukan kaki sampai pinggang ke dalam karung lalu harus melompat-lomba untuk mencapai garis finish.

Dibalik keseruannya, ternyata lomba balap karung juga terkandung makna sejarah dan perjuangan lho! Pada zaman penjajahan, permainan balap karung adalah warisan dari penjajah Belanda. Lomba balap karung dilakukan untuk memperingati Hari Ulang Tahun kerajaan Belanda.

Selain itu, lomba balap karung juga terkandung nilai perjuangan bangsa Indonesia ketika masa penjajahan Jepang. Kala itu, rakyat Indonesia harus menjalani kerja paksa terpaksa harus menggunakan karung goni sebagai pakaian yang kebetulan memang mudah didapatkan. Hal tersebut dikarenakan penjajah Jepang juga dengan sengaja menghambat distribusi pakaian untuk rakyat Indonesia kala itu.

Karung goni yang biasa digunakan membungkus beras dan gula tersebut sangat disenangi oleh kutu, sehingga menimbulkan berbagai penyakit kulit seperti koreng dan gatal-gatal. Maka dari itu, lomba balap karung dilakukan dengan menginjak dan melompat-lompat menjadi simbol kekesalan rakyat Indonesia akan perlakukan para penjajah yang keji.

Makna lain yang tersirat adalah, adanya nilai pantang menyerah dalam memperjuangkan kemerdekaan. Dalam permainan balap karung, peserta sering kali jatuh berguling-guling dan bangkit lagi. Hal tersebut mengandung pesan moral bahwa kita harus terus berjuang dan pantang menyerah sampai meraih cita-cita yang kita impikan, meskipun jalannya tak mudah.

Lomba Lari Kelereng

lomba-lari-kelereng

Lomba selanjutnya yang tak kalah populer adalah Lomba Lari Kelereng. Lari kelereng dilakukan secara perorangan dimana para peserta harus menggigit sendok makan yang diisi kelereng kemudian peserta harus membawa kelereng itu sampai pada garis finish.

Hal ini mengandung makna bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh konsentrasi. Sama halnya dengan lari kelereng, meskipun harus cepat-cepat sampai garis finish, tetapi harus tetap konsentrasi dan berhati-hati agar kelereng tidak terjatuh.

Makna itu sangat relate dengan perjuangan rakyat Indonesia yang berjuang melawan penjajah dengan semangat dan penuh konsentrasi meskipun tak mudah dan melewati proses yang sangat panjang. Hingga pada akhirnya kemerdekaan dari penjajah bisa kita rasakan hingga saat ini.

Lomba Tarik Tambang

Permainan-tradisional-kemerdekaan-indonesia-tarik-tambang
sumber gambar : linisehat.com

Tarik tambang merupakan permainan tradisional yang tetap populer hingga saat ini. Tarik tambang juga merupakan perlombaan dalam merayakan HUT Republik Indonesia yang selalu diselenggarakan di seluruh wilayah tanah air.

Berbeda dengan lomba makan kerupuk dan balap karung yang dimainkan secara perorangan, tarik tambang membutuhkan dua tim untuk saling adu kekuatan.

Dengan seutas tali tambang, kedua tim dipisahkan oleh sebuah garis akan saling tarik menarik hingga salah satu tim melewati garis pembatas dan dinyatakan kalah.

Namun dibalik itu, tersimpan makna tentang perjuangan rakyat Indonesia pada masa penjajahan. Kala itu, banyak rakyat Indonesia yang terpaksa melakukan pekerjaan berat seperti memindahkan batu, pasir, dan lain sebagainya. Saat itu para pekerja menggunakan tali tambang yang ditarik secara bersama-sama untuk mengangkat batu dan pasir.

Selain untuk adu kekuatan, permainan tarik tambang mengandung makna kerjasama yang baik akan menghasilkan kemenangan. Dimana, setiap team harus mengatur strategi, formasi dan menunjukan kekuatan mereka untuk melumpuhkan lawan

Lomba Panjat Pinang

Permainan-tradisional -kemerdekaan-indonesia
Sumber gambar : www.antarafoto.com

Panjat pinang adalah perlombaan yang sudah sering dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Perlombaan panjat pinang dulunya dikenal sebagai de Klimmast, yang memiliki arti ‘memanjat tiang’.

Pada masa itu panjat pinang diadakan setiap tanggal 31 Agustus untuk merayakan hari ulang tahun Ratu Wilhelmina, Ratu Kerajaan Belanda yang berkuasa kala itu. Panjat Pinang juga digelar saat mereka memiliki acara penting seperti hajatan, pernikahan, dan lain sebagainya.

Dahulu, para penjajah memasang batang pohon pinang yang telah dilumuri minyak atau oli di sebuah tanah lapang. Diatas pohon pinang akan digantung beberapa hadiah yang diperebutkan yakni bahan pokok seperti beras, roti, gula, tepung, dan pakaian yang menjadi barang mewah untuk rakyat Indonesia.

Sementara masyarakat Indonesia bersusah payah memanjat untuk mendapatkan hadiah, para penjajah Belanda hanya menonton dari bawah. Mereka menganggap hal ini sebagai tontonan lucu dan senantiasa menertawakan ketika ada orang yang terjatuh.

Meski demikian, ada nilai positif yang dapat diteladani dari lomba panjat pinang, yaitu kebersamaan, kekompakan, dan tekad yang kuat dalam meraih tujuan. Hal itu berarti, jika kita saling gotong royong, bahu membahu dan semangat bekerjasama, maka senantiasa tujuan yang telah disepakati bersama akan dapat tercapai.

Memaknai Kemerdekaan Saat Pandemi Covid-19

Merdeka dari penjajah memang sudah dirasakan oleh Bangsa Indonesia yang dirayakan dengan meriah setiap tahunnya. Namun lain halnya pada tahun 2020 dan 2021.

Meskipun saat ini kita tidak berjuang melawan penjajah, kita justru berjuang melawan virus Corona, yang tak kasat mata dan mampu membunuh tanpa senjata.

Awal tahun 2020 Indonesia terserang pandemi Covid-19 yang melumpuhkan seluruh industri global. Kebijakan Non Pharmaceutical  Interventions berupa pembatasan kegiatan dan berjalanan yang dilakukan oleh sebagian besar negara di dunia membuat roda perekonomian dan pariwsata tersendat.

Meskipun kebijakan tersebut tergolong cukup efektif dalam menekan peningkatan kasus positif Covid-19, namun dampak negatif  yang disebabkan oleh kebijakan tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata.

Hingga kini banyak pekerja yang dirumahkan bahkan tidak berpenghasilan sehingga sangat berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat.

Berbagai upaya pun sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Termasuk adanya program vaksinasi, pembatasan kegiatan melalui PPKM Darurat, dan memberikan bantuan sosial seperti sembako dan bantuan langsung tunai.

Tentu hal tersebut tidaklah cukup tanpa peran serta seluruh rakyat Indonesia. Yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah taati protokol kesehatan, stop umbar berita hoaks, saling merangkul dan mendukung. Sama halnya dengan para pahlawan terdahulu yang saling bekerjasama, gotong royong dan pantang menyerah melawan penjajah untuk merebut kemerdekaan Indonesia.

Dengan demikian, bukan hal mustahil bagi Indonesia bisa merdeka dari pandemi Covid-19 seperti halnya kemerdekaan dari penjajah 76 tahun silam. hut-ri-76

Dirgahayu ke – 76 Republik Indonesia, semoga semua kembali membaik seperti sedia kala.

Referensi :

1. Detik.com – Kisah Sedih Sejarah Lomba Makan Kerupuk saat HUT RI yang Sudah Ada Sejak 1950

2. Indonesiabaik.id – Serunya Lomba Tradisional Kemerdekaan

3. Metro Jambi – Memaknai Perjuangan Pahlawan Lewat Permainan Tradisional

29 komentar untuk “Memaknai Hari Kemerdekaan Indonesia Melalui Filosofi Permainan Tradisional “17 Agustusan””

  1. Pingback: Makna Permainan Tradisional di Hari Kemerdekaan - Klob

  2. Setuju sekali mbak kalau permainan tradisional memainkan peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia sebagai salah satu khasanah budaya yang memiliki nilai-nilai luhur yang harus selalu dilestarikan.

  3. Eh aku baru tahu lomba kelereng itu namanya lomba lari kelereng. Kayaknya kalo disini sebutnya lomba membawa kelereng atau lomba kelereng doang, hihi.

  4. jadi nostalgia aku mbak natih membaca tulisan ini. tapi ada informasi baru pula yang aku baru tahu hehehe
    aku sepakat kalo meredak artinya kita harus brjuang lebih keras sebab bertahan jadi juara itu lebih sulit ya daripada saat meraihnya semoga Indonesia merdeka seutuhnya. aamiin

  5. Membaca tulisan kakak, membuatku auto flashback ke masa kecil. Yang mana sangat excited untuk mengikuti lomba2 17an. Dan satelah mulai memahami makna 17an, aku mengerti, knp kegiatan ini sangat penting. Tak hanya perlombaan, namun juga menciptakan rasa solidaritas, kerja sama dan juga sportifitas.

  6. Ternyata, di balik permainan-permainan ini ada filosopi mendalam banget.
    Sblm pandemi aku suka bikin lomba-lomba ini bareng keluarga. Lucu-lucuan hadiahnya dibagi rata. Tapi stlh pandemi belum bikin lagi ?.

  7. Ah, akutu kangen masa kecil baca tulisan ini,perlombaan2 Agustusan yang selalu ngangenin dan ga bosen2 dilakukan.

    Kadang beberapa tahun yg lalu sebelum pandemi, suka sengaja kalo pas 17an main ke kampung2 hanya untuk sekedar melihat yang main lomba2 ini dan ngakak2 udah bahagiaaa banget. Penuh makna banget ya permainan2 tradisional ini.

  8. Wah info yang menarik nih. Sejarah permainan yang khas di setiap perlombaan 17 Agustusan. Sedih dan gembira ya mengenal lebih dalam tentang tiap permainan tersebut.

  9. ternyata banyak maknanya ya?

    saya ingat, anak-anak saya selalu ikut lomba 17 Agustus

    sedangkan saya malah gak pernah. mungkin karena gak ada di lingkungan tempat tinggal

    tapi sewaktu kuliah, atau pin saya malah pernah jadi panitia 17 Agustus 😀

  10. Temanya menarik nih dan jujur saya baru ngeh tentang filosofi lomba 17 Agustusan setelah baca tulisan ini. Thx for share kak Natih. Btw fotonya bagus..saya suka?

  11. Memaknai permainan untuk memperingati hari Kemerdekaan ternyata bukan dari segi meriah, lucu tapi banyak makna di balik itu tentang kesedihan, kesulitan, kegotong royongan, saling membantu dan lainnya. Semuanya dikaitkan dengan makna pandemi saat Kemerdekaan , adalah perjuangan melawan covid juga harus gotong royong dan saling bantu.

  12. Beneran baru tau, makna filosofi dari berbagai lomba 17an. Ternyata ada kisah pilu dan makna mendalam dibalik lomba yang menyenangkan.

    Yang paling gak nyangka itu soal kerupuk sih, makanan favorit pendamping waktu makan bakso atau mie ayam itu ternyata memiliki sejarah yang kelam. Sekarang setiap lihat krupuk pasti pandanganku akan beda. Makasih infonya ya 🙂

  13. Dian Farida Ismyama

    Wah keren mba aku baru tahu ada makna perjuangan di balik setiap lomba seru kemerdekaan kita. Yang panjat pinang itu ngeselin banget ya diketawain sama Belanda kalo ada yg jatuh. Hehe. Tapi lumayan banget hadiah2nya

  14. Baca ini jd inget masa kecil yg sering ikut lomba 17an, walaupun jarang menang hehe. Ternyata di tiap lombanya ada maknanya ya mbak Natih. Keren.

  15. Aku suka banget ikut lomba 17an. Harus menang, bukan masalah hadiahnya. Malunya kalau kasah jadi ejekan temen 1 tahun kedepan haha

  16. aku tuh suka mendadak nangis kalau udah denger lagu Indonesia Raya, entah kenapa kayak gitu. Tapi melihat postingan ini juga aku mendadak terharu. Ternyata dibalik perlombaan seru ada filosofi perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka.

  17. Di balik permainan yang senantiasa memeriahkan hari kemerdekaan, ada kisah pilu di belakangnya ya kak. Yang panjat pinang beneran bikin sedih. Saat orang Indonesia berjuang sekadar untuk hadiah yang enggak seberapa untuk Belanda, sementara orang Belanda malah menikmati dan merasa hal tersebut lucu.

  18. Aku pernah mencoba semua lomba itu, kecuali panjat pinang. Aku ga mampu menahan orang di atasku dan aku ga berani naik karena takut ketinggian. Kangen ama lomba2 kayak gini euy. Biasanya aku cuma lihat lomba kayak gini di gang2 kampung pas 17-an.

    Ternyata makna dari setiap permainannya bagus sekali ya. Meski kadang dianggap lucu ama negara lain, tapi bagi masyarakat kita ternyata penuh makna di balik kegetiran penjajahan masa lampau.

  19. Lomba Agustusan ini kalau boleh diibaratin kayak Olimpiade, tapi level mini. Ada tegang, kerja keras dan senyum. Saya suka kalau ngeliat lomba yg diikutin bocah-bocah kayak gini, suka ada aja bahan untuk ketawa. Dan jadi keinget kalau saya juga dulu pernah bocah kayak gitu. Meski buat sekarang emang kayaknya udah ga serame dulu, apalagi lagi pandemi.

  20. Karena dulu saya tinggal di kampung, jadi momen-momen seperti diceritakan di sini, saya alami. Tapi memang, walaupun di kota masih tetap ada, keseruannya tidak sama, mungkin beda suasananya ya, kak.

  21. Lomba 17 Agustus di Indonesia memang khas sekali. Kayanya yang pernah aku coba masa kecil makan kerupuk. Tradisi yang seru sebenarnya. Aamiin, semoga Indonesia pulih lagi

    1. Permainan tradisional bagian dari budaya yang memiliki kearifan lokal yang bersifat nasional. Semua daerah saat 17 agustus merayakan dengan jenis permainan yang sama.

  22. Dulu waktu jaman masih SMK di kampung saya setiap bulan agustus selalu buat acara lomba, tapi semenjak karang taruna vakum untuk kegiatan seperti lomba sudah gak berjalan lagi. ya karena memang gak ada yang berminat lagi menjadi penggerak muda mudi.

    rindu waktu² dulu hhe..

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.