Writer’s Block is not the problem. The Problem is not writing.
Writer’s Block seolah menjadi musuh internal yang sering kali dialami oleh seorang penulis. Bukan hanya penulis pemula, bahkan penulis professional pun pernah mengalami writer’s block.
Pernahkah kamu ingin menulis sesuatu kemudian ketika buka laptop, idenya menguap tiba-tiba? Yang ada hanyalah kamu menatap nanar layar putih bersih dihadapanmu yang seolah menjadi saksi bisu. Alhasil tidak ada satupun kata atau kalimat yang tertulis meskipun sudah berjam-jam kamu duduk di meja kerjamu.
Itu tandanya kamu sedang mengalami writer’s block. Saya pun sering sekali mengalami writer’s block. Termasuk ketika artikel ini ditulis, saya stuck, bingung mau mulai dari mana dulu. Padahal lagi nulis tentang writer’s block, hehehe.
Sebenarnya apa itu writer’s block?
Writer’s block adalah kondisi ketika penulis tidak bisa melanjutkan dan menyelesaikan tulisan yang sedang dibuat. Jika ditelisik lebih dalam, writer’s block ini merupakan masalah yang normal dihadapi oleh penulis. Meskipun demikian, sebagai seorang blogger tentu gak mau writer’s block terus-terusan kan?
Lalu apa penyebab writer’s block dan bagaimana cara mengatasinya? Markibas yuk! Mari kita bahas.
Penyebab Penulis Mengalami Writer’s Block
Secara umum, writer’s block sebenarnya berawal dari pikiran itu sendiri. Kenapa demikian? karena pikiran kita sendirilah yang memegang kendali dari perasaan dan perilaku kita.
Novelis Dee Lestari dalam blognya menyebutkan bahwa writer’s blog bisa saja disebabkan dari adanya penghalang atau semacam distraksi dari lingkungan sekitar, sehingga si penulis acap kali lebih fokus ke lingkungan tersebut dan menepis pikiran untuk fokus menulis.
Jika mau di-break down lebih dalam, sebenarnya ada beberapa penyebab writer’s block yang mungkin dialami oleh penulis.
Terlalu Perfeksionis
Seorang penulis (blogger) pasti selalu ingin agar tulisannya terlihat bagus dan sempurna. Bagus disini tidak hanya mudah dibaca, namun juga “ramah” dimata Search Engine. Sehingga sering kali dalam menulis blog, kita belum bisa membiarkan diri kita menulis mengikuti flow, dimana nulis ya nulis aja, sesuai imajinasi pikiran kita. Tetapi pikiran yang selalu bertumpu pada kesempurnaan itu terus menghantui dan berputar di kepala.
Menurut Mas Arigetas dalam acara Blogger’s Talks-nya Blogger Hub, nyatanya sikap perfeksionis yang terlalu berlebihan membuat kita stuck pada paragraf pertama. Apalagi jika sedang menulis artikel untuk Content Placement atau Sponsored Post, pastinya kita ingin agar tulisan tersebut sesuai dengan kaidah copy writer agar dapat memuaskan klien. Iya apa iya?
Nah, terlalu perfeksionis disini ternyata juga bisa menjadi boomerang untuk diri sendiri. Kita akan cenderung ingin memperbaiki paragraf tersebut secara berulang-ulang, tanpa berpikir kalau deadline sudah semakin dekat, malam semakin larut. Alhasil tubuh lelah dan pikiran enggan melanjutkan tulisan sampai selesai. Pada akhirnya sifat perfeksionis ini akan membuat kita mengalami writer’s block yang besar.
Rasa Takut Yang berlebih (Overthinking)
Sebagai seorang penulis, rasa takut karya kita akan sepi pembaca merupakan penyebab writer’s block yang kedua. Saya pribadi mengalaminya. Ketika saya ingin menulis tentang topik wisata budaya misalnya, saya selalu berpikir “Apakah artikel ini akan dibaca dan bermanfaat untuk orang yang berkunjung ke Blog saya?” atau pertanyaan seperti “Bahasa saya terlalu kaku gak ya?” dan pertanyaan lainnya.
Nah, sikap overthinking itulah yang membuat saya kadang enggan mulai menulis. Jangan ditiru ya!
Padatnya Pekerjaan Kantor Sehingga Sulit Bagi Waktu
Sebagai full time employee, pekerjaan kantor yang padat cenderung membuat saya tidak bisa fokus dan sulit bagi waktu. Apalagi jika ada pekerjaan mendadak dan mendesak dari atasan, waduh! Hari weekend yang biasanya digunakan untuk nge-blog atau research keyword akan tergantikan dengan melakukan pekerjaan kantor.
Kadang juga, padatnya pekerjaan kantor ketika weekdays juga sering membuat mager saat weekend tiba “Ah, nulisnya besok aja deh..” gitu aja terus. Hihihi.
Akibatnya, planning posting minimal 3 kali seminggu pun kadang buyar. Bahkan saya pernah 1 kali bolos setor tulisan pada komunitas 1 minggu 1 cerita, dimana seharusnya para member wajib menyetorkan tulisan minimal 1 setiap minggu.
Nah, kata Mas Arigetas, writer’s block hanyalah apinya, dan rasa malas itu bensinnya. Rasa malas dan sering menunda-menunda adalah musuh terbesar yang harus dikendalikan.
Terlalu Banyak Observasi Konten Orang Lain
Penyebab writer’s block yang keempat mungkin saja karena terlalu banyak observasi dan membaca konten orang lain, sehingga kita bingung mau adaptasi yang mana, karena semua bagus.
Sebut saja, artikel yang saya tulis ini. Jujur, artikel ini bukanlah artikel yang 100% murni dari pemikiran saya pribadi. Ada beberapa rujukan yang saya baca dan ingin saya ATM-kan (Amati, Tiru, Modifikasi). Kenapa demikian? karena saya menginginkan kesempurnaan itu tadi.
Nah, akibatnya, terlalu banyak membaca konten serupa membuat saya bingung mau menyampaikan dengan kalimat seperti apa di awal agar tidak terkesan plagiarism.
Akhirnya, semua referensi-referensi tersebut saya abaikan, saya berusaha untuk lanjut menulis sesuai dengan pengalaman mengalami writer’s block dan bagaimana cara saya mengatasinya.
Setelah di cek pada situs plagiarism checker, artikel yang saya tulis ini berhasil mendapatkan skor 100% unik!
Distraksi Dari Lingkungan Sekitar
Penyebab writer’s block yang terakhir menurut saya adalah adanya distraksi atau gangguan dari lingkungan sekitar. Seperti suasana yang panas dan ribut, koneksi internet yang lambat, dan gangguan dari social media sehingga menulis menjadi tidak fokus.
Misalnya, ketika lagi asyik-asyiknya nulis, tiba-tiba ada notifikasi dari Instagram yang membuat tangan tergerak untuk memeriksanya. Jika hal tersebut berlangsung lama, saat ingin kembali menulis, ide sudah menguap entah kemana. Alhasil stuck, writer’s block.
Ada yang mengalami hal serupa? Nanti, ceritakan dalam kolom komentar ya!
Cara Mengatasi Writer’s Block
Writer’s block memang dapat kadang bikin stress dan frustasi. Di satu sisi kita ingin menghasilkan sebuah karya yang bagus, tetapi di sisi lain kita juga mengalami hambatan tak terlihat yang membuat kita tidak bisa menuliskan apa pun.
Namun, jangan sampai kondisi ini membuat kita berhenti menulis dan memposting artikel pada blog. Karenanya, kita perlu melakukan berbagai cara untuk mengatasi writer’s block yang sedang dialami. Bagaimana caranya? Yuk lanjut baca.
Istirahat Sejenak
Jika tubuh dirasa sudah sangat lelah, sebaiknya jangan memaksakan diri. Mari kita istirahat sejenak untuk memulihkan kondisi. Selain tidur, istirahat juga bisa dilakukan dengan mendengarkan musik yang lembut, membaca buku yang ringan-ringan, atau menonton film favorit.
Olahraga
Kesibukan pekerjaan dan semangat menulis membuat kita terlalu larut dan seringkali lupa dan malas berolahraga. Selain beristirahat, olahraga dapat membuat pikiran menjadi segar kembali sehingga bisa semangat menulis lagi. Olahraga terbukti dapat mengurangi stres, membuat pikiran tetap fokus, meningkatkan energi agar produktivitas terjaga, dan meningkatkan daya ingat.
Olahraganya pun tidak perlu yang berat-berat. Saya biasanya sering melakukan olahraga yoga dirumah. Salah satu alasan mengapa yoga adalah olahraga paling ideal karena yoga merupakan olahraga yang tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik namun juga kesehatan mental.
Yoga terbukti mampu menenangkan pikiran, merelaksasi otot-otot yang kaku akibat duduk seharian, meningkatkan energi, dan lain sebagainya. Manfaat yoga untuk penulis selengkapnya bisa kamu baca disini.
Jalan-jalan
Jalan-jalan merupakan salah satu cara jitu untuk mengatasi kejenuhan dan writer’s block. Hal ini sudah sering saya lakukan ketika sedang mengalami writer’s block.
Jalan-jalan keliling area rumah atau kantor mungkin bisa membuat pikiran kembali fresh dan siap menulis kembali.
Saya juga sering jalan-jalan ke sawah jika sedang mengalami writer’s block. Bagi saya, jalan-jalan ke sawah dan menatap hamparan hijau persawahan adalah salah satu cara mengatasi writer’s block yang efektif. Selain bisa menyejukkan mata, menatap pemandangan akan memberikan kesan relaks pada pikiran.
Meskipun sedang PPKM, merencanakan short trip ke destinasi wisata terdekat juga menjadi pilihan yang sangat bijak asalkan kita tetap mematuhi protokol kesehatan.
Dengan mengunjungi destinasi wisata, siapa tahu malah dapat ide tulisan yang menarik kan?
Hindari Hal-hal Yang Bisa Menganggu Konsentrasi Menulis
Menulis adalah salah satu pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Oleh karena itu, berusaha untuk menghindari hal-hal yang bisa menganggu konsentrasi menulis. Carilah tempat yang tenang dan jauh dari keramaian.
Jika tidak bisa bekerja di rumah, bekerjalah di tempat yang cozy seperti coffee shop yang memiliki working space. Selain itu, hindari bermain medsos ketika sedang fokus menulis kecuali saat sedang mencari bahan tulisan.
Jika smartphonemu mendukung mode focus atau don’t disturb, aktifkan fitur tersebut jika benar-benar ingin fokus dan tidak mau diganggu.
Mengupayakan Kemajuan, Bukan Kesempurnaan
Sifat perfeksionis merupakan hambatan terbesar dalam menulis karena selalu menginginkan kesempurnaan. Oleh karena itu, mari kita coba untuk menghindari merevisi paragraf awal berulang-ulang. Kerjakan saja tulisan sampai selesai, baru kemudian menyuntingnya. Bukankah tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai dan di-upload?
Membuat Outline Pada Buku Catatan
Ide kerap kali muncul tiba-tiba. Bahkan misalnya ketika sedang menunggu lampu hijau di traffic light, ide cemerlang bisa saja muncul. Atau mungkin saat kita berada di toilet?
Jika sudah demikian, segeralah tulis tentang ide yang terlintas pada buku catatan agar ide tersebut tidak keburu menguap. Jika memungkinkan, buatlah outline-nya juga. Dari outline itulah, tulisan yang baik bisa dikembangkan ketika sudah siap menulis kembali.
Temukan Flow Menulis
Menemukan flow menulis juga merupakan salah satu cara mengatasi writer’s block yang jitu. Flow menulis disini berarti kita tahu bagaimana dan dengan cara apa kita bisa menghasilkan tulisan yang baik. Apakah menulis sambil mendengarkan lagu, menulis di cafe, atau menulis pada malam atau pagi hari ?
Agar dapat menemukan flow ini, sebaiknya kita terus latihan sampai akhirnya menemukan zona yang nyaman dalam menulis. Percayalah, terbiasa dengan flow menulis untuk diri sendiri akan mempermudah kita dalam menuangkan kreativitas melalui tulisan.
Sebagai contoh, ketika saya menulis artikel ini, saya sambil mendengarkan lagu Di Bawa Santai karya Gantarakustik untuk memberikan afirmasi positif untuk saya bisa segera menyelesaikan tulisan ini.
Nulis Sambil Ngemil Brownies Crispy dari Dapoer Kuali
Ngemil merupakan salah satu aktivitas yang efektif dalam mengembalikan mood menulis. Jika benar-benar sudah stuck dan give up, saya biasanya memberikan kompensasi kepada diri sendiri sebuah makanan ringan yang bisa mengembalikan mood seperti ice cream dan brownies crispy.
Nah, Brownies Crispy dari Dapoer Kuali, Surabaya inilah yang menurut saya bisa mengembalikan mood menulis. Brownies Cripsy ini adalah brownies yang dibuat dengan ketebalan sangat tipis, sehingga memiliki tekstur yang renyah. Apalagi ditambah dengan taburan chocochips, irisan kacang almond, dan keju cheddar yang gurih.
Jika kamu suka ngemil dan pengen nyobain Brownies Crispy ini, bisa pesan disini ya! Harganya cuma Rp 17.000 untuk ukuran 100 gram. Jika kamu berdomisili diluar Surabaya seperti saya, jangan khawatir, karena pihak Dapoer Kuali tetap akan kirim dan packing dengan sangat rapi.
Kesimpulan
Seperti penjelasan di awal, writer’s block sebenarnya hal yang normal dialami oleh seorang penulis. Karena writer’s block didominasi oleh pikiran kita sendiri, maka penting untuk kita bisa mengendalikannya dengan cara tetap tenang dan berpikir positif. Semoga cara mengatasi writer’s block yang dipaparkan diatas dapat bermanfaat.
Saya jadi pengen tahu, bagaimana cara mengatasi writer’s block versimu? Share di kolom komentar ya!
wah aku banget nih kalau misalnya kebanyakan baca referensi dari blog lain malah jadi mental nulisnya dan bingung sendiri mau nulis apa. makanya kalau ikutan lomba suka nggak jadi karena sudah nyerah duluan lihat tulisan peserta lain. nah kalau soal nulis yang berupa job sekarang kadang kalau lagi buntu aku nulis ide-idenya aja dulu secara sembarangan baru ntar diperbaiki lagi pas sudah mood balik
kalau versi aku yaa… nyanyi-nyanyi dulu, kalau belum mepet deadline yaa beres-beres rumah dulu atau jalan-jalan keliling komplek, kalau udah mepet deadline pake power of kepepet. di paksainn..hehhehehehhe
iyaa mba, kadang the power of kepepet yaa dipaksa-paksain yaa
jadi ngalir aja tulisannya kalau udah di kejar deadline
Writer blocks emang nyebelin. Kayak sekarang aku lagi keluar rumah dulu soalnya jenuh banget. Mudah-mudahan sih bisa ketemu lagi ide buat menulis.
Bener nih ngemil brownis krispi enak juga, bisa naikin mood.
amin mas, saya juga kadang gitu, cuma jika nnti menulis blog dijadikan penghasilan utama, mau gak mau harus dijalanin
setuju banget nih sama apa yang dishare mba Natih di tulisan tentang writers block ini. Untuk mengatasinya saya hanya menulis di waktu produktif saya yaitu di pagi hari. Kadang kalo waktunya ga tepat si writers block itu memang suka muncul. ga fokus lah, ngantuk lah dan sebagainya hehe.
btw saya salfok sama auto highlight di blognya. keren euy
betul kak, kadangg penulis blog punya flow tersendiri yaa. Kadang ada yang aktif nulis di malam hari maupun dini hari wkwkwk
Nah..iya nih saya sering alami seperti yg mba tulis ini.. Terima kasih tips2nya dan semacam rangkuman acara Blogger Hub kmrn ya..aku pas g bisa ikutan soalnya, hehe..
Mbak bagus banget motivasi dan tulisannya, writers block ini memang sangat mengganggu, bahkan sering gara2 masalah ini jadinya gak bisa nulis, antara malas dan writers block akhirnya tipis banget jaraknya yang membuat bingung antara mau nulis atau bahkan cuma scroll blog orang lain.
Iya betul mas, kadang malas dan writer’s block itu beda tipis hihi.
Saya sering mengalami seperti ini, kalau versi saya ya mbak kalau sudah fase writter blocks, refreshing and hangout bareng temen² hehehe
Jalan-jalan memang bisa bikin pikiran lebih relax, hihi
Kalau saya salah satu cara mengatas writer’s block justru dengan banyak membaca referensi tulisan dari blogger atau penulis lain yang memang gaya kepenulisannya kurang lebih mirip dengan kita, tentunya dengan topik yang juga menarik buat kita baca. Tapi saat baca tulisan-tulisan ini, pikiran kita jangan sampe terfokus pingin ATM dsbnya, melainkan pure hanya untuk bahan bacaan. Biasanya setelah itu saya jadi termotivasi untuk mau menulis juga mbak? hihi. Semoga bisa jadi referensi juga untuk mbak mengatasi writer’s block. Salam kenal mbak Natih?
Yes betul mbak, mencari referensi dari artikel lain memang sah-sah aja, namun juga harus mengerti kaidah mengutip yang benar. Saya juga biasanya hanya jadikan referensi, ATM disini ATM yang memang benar-benar ditulis mengikuti gaya sendiri. Makanya sebelum posting saya check dulu menggunakan plagiarism checker.
Terima kasih sudah mapir Mbak Awl