Mempersiapkan segala sesuatu sebelum meninggalkan Jepang dan kembali ke tanah air sama pentingnya dengan mempersiapkan segala sesuatu sebelum pergi dan menetap di Jepang.
Selama menetap di Jepang entah untuk bekerja atau belajar, ada beberapa hal yang sangat penting untuk dilakukan sebelum meninggalkan Jepang.
Selama 1 tahun menetap di Jepang, setidaknya ada 6 hal yang saya lakukan dimana akan saya paparkan satu persatu dalam artikel ini.
Daftar Isi
- 1 Packing dan Kirim Barang yang Berat dengan Yamamoto Takkyubin
- 2 Mengembalikan Kartu Asuransi Kesehatan (Kokumin Kenko Hoken)
- 3 Memutuskan Izin Tinggal (Teishitsu Todoke)
- 4 Membersihkan Asrama Tempat Tinggal
- 5 Mengirim Sebagian Uang Tunai
- 6 Mengucapkan Terima Kasih dan Selamat Tinggal Kepada Rekan Kerja (Omiyukuri)
Packing dan Kirim Barang yang Berat dengan Yamamoto Takkyubin
Selama tinggal di Jepang tentu banyak sekali barang yang harus dibawa kembali ke tanah air, bukan hanya pakaian dan barang bawaan yang memang dibawa dari Indonesia, namun juga barang-barang yang dibeli di Jepang.
Tetapi Jepang adalah negara yang segala pelosok negerinya kemana-kemana harus menggunakan transportasi umum bukan? Pasti sangat repot jika harus menggeret koper besar kesana-kemari, terlebih jika kita memesan tiket kereta yang tanpa tempat duduk.
Oleh karena itu, sangat disarankan koper dan barang bawaan yang berat harus dikirim menggunakan jasa pengiriman seperti Yamamoto Kuroneko Takkyubin.
Takkyubin adalah salah satu jasa ekspedisi terbesar di Jepang yang dapat mengirim paket seperti parcel, koper, dan barang lainnya. Sama seperti Kantor Pos, JNE, atau J&T Express, Takkyubin ini tersebar di seluruh pelosok Jepang termasuk desa terpencil sekalipun!
Jasa pengiriman barang ini akan mengambil dan mengantar barang kalian sesuai alamat tujuan dengan harga yang sangat terjangkau. Namun, untuk koper yang berat dan besar, harga pengiriman barangnya bisa mencapai 10,000 yen atau Rp 1.500.000 lho.
Tetapi menurut saya ini worth it daripada bawa barang bawaan yang berat kesana kemari, ribet dan menjengkelkan.
Untuk mengirim barang, kamu bisa request pick up online pada website resmi Kureneko Takkyubin. Pada website itu juga sudah tersedia estimasi harga, cara packing, dan hal lain yang dibutuhkan.
Kurir takkyubin akan dengan sigap menjemput barang yang ingin kamu kirim sesuai waktu yang telah ditentukan. Kamu juga bisa membayar jasa pengirimannya saat kurirnya datang.
Estimasi pengirimannya pun sangat cepat, hanya memakan waktu 1 – 2 hari tergantung wilayah bahkan sebelum kita sampai ke alamat tujuan, barang kita sudah dititip di receptionist atau konter penitipan barang di airport (tergantung kita request pengambilannya dimana).
Mengembalikan Kartu Asuransi Kesehatan (Kokumin Kenko Hoken)
Setiap negara tentu memiliki jaminan kesehatan untuk setiap warga negaranya termasuk di Jepang. Asuransi kesehatan di Jepang tidak hanya berlaku bagi orang Jepang asli saja, namun asuransi kesehatan di Jepang juga berlaku untuk warga asing yang menetap dalam jangka waktu yang lama.
Tujuan keikutsertaan asuransi ini adalah untuk meng-cover biaya perawatan medis apabila orang tersebut menerima pengobatan. Jika seseorang tidak terdaftar asuransi kesehatan ini, maka orang tersebut harus membayar biaya perawatan sebanyak 100% dimana biaya layanan kesehatan di Jepang sangat tinggi.
Untuk visa pelajar dan internship, besaran asuransi kesehatan yang di-cover adalah 70% dari total biaya perawatan, sementara kita hanya perlu membayar 30% sisanya. 30% itupun menurut saya masih tergolong mahal.
Hal tersebut memang benar adanya karena saya pernah mengalaminya. Saya pernah sekali masuk rumah sakit karena mengalami terkilir pada pergelangan tangan kanan. Waktu itu, Sachou mengantar saya ke Balai Pengobatan (Puskesmas).
30% dari biaya periksa dan obat dikenakan sebesar 3.550 Yen atau sekitar Rp 443.750 (kurs 1 yen = Rp 125). Lumayan mahal kan untuk orang Indonesia yang terbiasa berobat gratis dengan layanan BPJS seperti saya, hehehe.
Nah, saat akan meninggalkan Jepang, jangan lupa kembalikan kartu asuransi kesehatan ini pada perusahaan tempatmu bekerja yaa! Agar mereka bisa mengurus pemberhentian iuran asuransi kesehatanmu.
Memutuskan Izin Tinggal (Teishitsu Todoke)
Ketika masuk dan menetap di Jepang pertama kali, kita akan diberikan Zairyou Kado atau Kartu Tanda Penduduk di Jepang. Nah, Zairyou Kado ini sebagai kartu identitas resmi yang bisa dipakai untuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan dokumen kependudukan termasuk izin tinggal dan melakukan kegiatan di Jepang dalam waktu lebih dari 3 bulan.
Nah, memutuskan izin tinggal juga sangat penting untuk dilakukan sebelum meninggalkan Jepang. Meskipun sebagian besar perusahaan biasanya membantu pengurusan dokumen pemutusan izin tinggal, namun tidak ada salahnya kita bertanya dan mengkonfirmasi ke perusahaan, siapa tau belum dilakukan. Hehehe.
Memutuskan izin tinggal ini sangat penting karena akan mempermudah kita mengurus pencairan Nenkin (Asuransi pensiun) ketika kembali ke Tanah Air. Uang nenkin yang biasanya kita bayarkan dengan nominal yang cukup besar tidak akan kembali jika kita tidak mengurusnya. Sayang banget kan?
Lalu bagaimana mengurus pencairan nenkin? Tenang, akan saya ceritakan pada artikel selanjutnya ya!
Pokoknya, urus dulu Teishitsu Todoke-nya di Kantor Balai Kota atau Kantor Kecamatan dekat tempat tinggal di Jepang.
Caranya cukup mudah, kita hanya perlu datang pagi hari dengan membawa passport dan zairyou kado (KTP Jepang yang kita dapat dibandara saat pertama kali masuk ke Jepang).
Membersihkan Asrama Tempat Tinggal
Hal penting selanjutnya adalah tentu saja membersihkan asrama atau apartemen tempat tinggal kita selama tinggal di Jepang. Masak kita menerima dalam keadaan bersih dan meninggalkannya dalam keadaan kotor? Hehehe.
Tinggalkan kesan baik kepada pemilik asrama sebelum kita kembali ke tanah air ya!
Oleh karena itu, bersihkan asrama tempat tinggal kita secara menyeluruh, mulai dari jendela, lantai, kasur atau futon, dan area lain yang sering kita pakai termasuk kamar mandi. Buang sampah dan hal-hal yang tidak diperlukan pada tempat sampah sesuai dengan sistem pembuangan sampah di Jepang.
Mengirim Sebagian Uang Tunai
Jika gaji yang kamu terima berupa genkin (uang cash), wajib hukumnya untuk mengirim sebagian besar uang tunai yang kita punya ke Indonesia. Hal ini untuk mencegah pemeriksaan di bagian imigrasi di bandara nantinya.
Sependek yang saya tahu, tas dan barang bawaan kita akan diperiksa secara detail di bandara. Uang yang jumlahnya melebihi Rp 100.000.000 akan diminta untuk mengisi formulir bea cukai.
Makanya, saya sarankan untuk mengirimkan sebagian uang tunai tersebut.
Cara mengirim uang tunai dalam bentuk yen ke rekening bank di Indonesia sangat mudah dan praktis. Cerita dan tutorialnya sudah saya posting pada artikel cara praktis mengirim uang dari Jepang ke Indonesia. Jika berkenan, silakan mampir ya!
Mengucapkan Terima Kasih dan Selamat Tinggal Kepada Rekan Kerja (Omiyukuri)
Setelah 5 hal diatas sudah dilakukan, satu atau dua hari sebelum meninggalkan daerah tempat tinggal di Jepang usahakan untuk mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal kepada rekan kerja. Budaya ini disebut Omiyukuri.
Ucapkan rasa terima kasih secara tulus atas kemurahan hati orang Jepang yang selama ini kita terima. Biasanya, saat Omiyukuri juga kita akan diberikan barang untuk kenang-kenangan.
Demikian 6 hal penting yang harus dilakukan sebelum meninggalkan Jepang jika kamu tidak akan kembali untuk bekerja pada waktu yang lama.
Selain keenam tips diatas, kamu juga harus berdiskusi dengan pimpinan perusahaan, perwakilan agen, atau senior yang sudah pernah bekerja di sana tentang hal-hal lain yang harus dilakukan sebelum meninggalkan Jepang.
Jika artikel ini bermanfaat, silakan tinggalkan komentar dan share ke teman rantaumu yang lain ya!
Sayonara~
Ka blok tentang pencairan nenkin nya blm ada ya? Kapan di postnya?
Blog maksudnya hehe gomentypo ka
wahh, segera yaa kak, maaf belum sempat nulis huhu
terasa berat ya kalau udah berpisah sama temen temen di tempat kerja, apalagi beda negara
dan ternyata di jepang untuk expedisinya juga bisa COD kayak di Indo ya
bawa uang cash berjuta juta memang riskan juga, apalagi kalau naik transportasi umum. plus kalau dari luar negeri masih harus isi ini itu untuk birokrasi ya
Pengen rasanya punya pengalaman tinggal di luar negeri, misalnya Jepang ini. Pasti akan menemukan banyak pengalaman baru dan menjadi hal yang berkesan. Ternyata sebelum meninggalkan jepang, ada urusan seperti pemutusan tinggal dan asuransi juga ya.
Ternyata nggak asal pulang, tapi ada beberapa hal yang harus dilakukan dulu ya. Walau belum pernah ke jepang siapa tau suatu saat bisa sejenak tinggal di sana. Hihi
Informatif sekali artikelnya 🙂
Ternyata omiykuri menjadi budaya kebiasaan disana ya, pantas saja teman saya sebelum pulang ke indo berkunjung ke rekan-rekannya terlebih dahulu
Menarik banget kalau mampir ke blog Kak Natih ini, jalan-jalan mulu kontennya. Sekarang esai pas lagi di Jepang, besok udah baru lagi tempatnya hahaha. Makasih sudah berbagi keseruannya Kak..
heheh maklum kak, blognya masih gado-gado, hahha
Edukatif kak karena kalau kelupaan ngelakuinnya bisa berabe juga kan. Aku belum pernah sih tinggal di Jepang. Pengen banget sih sebenarnya. Keren banget, suka juga sama habit orang-orang di sana.
Nah bagian pengiriman paket yang suka bikin riweh.Kita yang ngekisnya dilain pulau aja repot saat selesai study apalagi yang di Jepang.Thanks infonya
mbak natih. nih masih muda tapi wawasannya luarbiasa pengalamannya juga, aku wow banget ngirim barang 1,5 juta uey lumayan ya
wah dan lebih wow lagi saat kita punya uang tunai kena bea cukai jadi harus cashless ya
Catatan penting semua sih itu kak Natih, hehe. Nggak boleh terlupakan, alias gak bisa main langsung sayonara atau cuma pamit sama pemilik rumah sewa gitu aja ya. Banyak perintilan yang harus diurus. Apalagi yang bagian kartu asuransi, biar gak berjalan terus ya premi nya.
Saya pengen banget pergi ke negeri sakura ini, Mudah-mudahan saja bisa terwujud. doain ya kak..
Wahh jadi pengetahuan baru bagi saya nih kak, salah satunya packing barang dengan Yamamoto Takkyubin. Soalnya pengiriman barang seperti itu lebih memudahkan kita di perjalanan yaa kak, harga segitu sih terjangkau untuk pengiriman barang ke luar negeri kak. Saya punya juga pengalaman waktu mengirim rendang ke saudara di Jerman kak, rendang yg dikirim itu cuma dua kilo dan ongkirnya mencapai 500 ribu kak 🙂
Saya dapat ilmu nih mba, Uang yang jumlahnya melebihi Rp 100.000.000 akan diminta untuk mengisi formulir bea cukai, jadi sebaiknya dikirim yaa jangan dibawa langsung.
senang baca artikel nya, nambah wawasan mba 🙂
Jadi teringat dengan Bude saya yang di Taiwan. Dulu, pas mau mudik, setelah 5 tahun di Taiwan. 3 bulan sebelum pulang, Bude saya kirim barang-barangnya terlebih dulu. Kalau uang sih memang tiap bulan dikirim ke Indonesia terus.
Dan baru tahu nih, jadi kalau dari mancanegara, kita bawa uang cash ratusan juta, bakalan kena bea cukai ya. Hahaha. Okay, Mbak. Makasih infonya.
Terima kasih sharingnya.. Wah penting nih untuk mereka yg tinggal di Jepang dalam kurun waktu tertentu dan akan segera pulang ke negaranya..
Hai Natih,
Tips dari kamu mengingatkan kisah saya saat tinggal di Korea.
Poin pertama benar banget, setelah tinggal lama pasti ada banyak barang. Saya juga memilih mengirim barang-barang ke Indonesia dari pada neteng-neteng kan pasti berat.
Poin nomor empat, saya juga mengalami.
Sebelum meninggalkan Korea, saya dan teman-teman diingatkan oleh orang Korea rekan kerja kami untuk membersihkan One Room (semacam apartemen kecil) benar-benar bersih.
Tak hanya sampah, barang yang masih bagus seperti piring dll kalau memang tidak ingin dibawa, itu semua harus disingkirkan. Pokoknya harus bersih dan kosong.
Kayak hal seperti ini harus ditiru oleh orang Indonesia. Karena kebanyakan kasus, kalau pindah rumah/kosan dll…biasanya malah ditinggal berantakan.