menjadi-impactful-writer

Bagaimana Menjadi Impactful Writer?

Bagaimana menguasai content writing dan copywriting yang impactful untuk orang lain?

Kalimat itu adalah sebuah pertanyaan yang bisa jadi mengubah paradigma saya tentang tujuan menulis, sekaligus menjadi titik balik dimana saya menyadari bahwa menulis adalah passion yang tepat untuk saya kembangkan.

Pertanyaan tersebut mungkin cukup retoris. Untuk menjadi Impactful writer ya harus rajin-rajin menulis tulisan yang bermanfaat untuk orang lain.

Tapi, bagaimana cara melakukannya? Itulah yang harus ditelisik dan dicari jawabannya.

Sebelum lanjut, izinkan saya cerita dulu awal mula kenapa saya suka menulis ya.

Awal Mula Menulis

Awalnya menulis bagi saya hanyalah sekadar menyalurkan hobby dan healing therapy saat saya pengen kabur dari rutinitas yang menjenuhkan. Dulu, dari SD saya suka menulis di buku harian tentang kekesalan saya terhadap apapun yang bikin saya kesal.

Jika sekarang buku harian itu masih ada, mungkin sudah saya kembangkan menjadi sebuah novel tentang anak ingusan yang selalu kesal. Hahaha.

Hobby menulis itu sampai akhirnya terbawa hingga SMP. Namun kala itu, bukan buku harian yang menjadi pelampiasan saya, melainkan topik-topik penelitian yang akan dilombakan.

Ya… saya bergabung  dalam sebuah club research yang menjadi awal ketekunan saya menjadi seorang peneliti yang masih berlanjut sampai sekarang.

Tanpa saya sadari, ketekunan menulis dan meneliti itulah yang mampu menanggung sebagian biaya pendidikan saya dari SMP hingga bangku kuliah, termasuk jalan-jalan gratis ke beberapa daerah di Pulau Jawa, Sulawesi, Thailand, China, dan internship di Jepang.

Memulai Ngeblog

Pengalaman berharga itu tentunya tidak akan bisa terulang. Makanya saya ingin dokumentasikan dengan baik melalui tulisan yang bisa saya akses dengan mudah. Lebih-lebih pengalaman internship di Jepang menjadi pengalaman berharga yang tidak akan pernah saya dapatkan lagi.

Maka dari itu, saya memutuskan untuk membuat sebuah blog pada Desember 2018, yang tujuan utamanya hanyalah untuk mendokumentasikan pengalaman. Jika ada yang membaca dan terinspirasi dari sana ya saya senang. Jika tidak pun, tidak masalah.

Karena hanya bertujuan untuk mendokumentasikan pengalaman dan cerita pribadi, saya tidak pernah kepikiran untuk membuat artikel yang SEO Friendly, research keyword sebelum menulis, cari back link, dan apapun itu yang berhubungan dengan optimasi dan memonetasi blog.

Saya pun hanya update jika gak capek kerja atau mood lagi bagus. Bisa dibilang update blog sebulan sekali itu udah bersyukur banget.

Sampai pada akhirnya banyak sekali ada komentar masuk pada artikel saya yang berjudul mengurus COE Jepang. Ada juga beberapa yang DM langsung di Instagram. Saya bingung darimana mereka tahu?

Setelah iseng saya ketik di google dengan keyword “Pengalaman Mengurus COE Jepang” ternyata artikel saya itu masuk page one! Bahkan berada diurutan paling atas.

Wow wow wow! Saya sungguh tidak percaya bahwa artikel yang saya tulis untuk mendokumentasikan pengalaman pribadi, justru bisa masuk page one. Hahaha.

Impactful-writer-page-one
Salah satu tulisan pada blog ini yang termasuk konten Evergreen tanpa optimasi SEO

Jujur, hal tersebut membuat saya semakin semangat menulis dan mulai memikirkan bagaimana agar tulisan saya ini berdampak (impactful) untuk orang lain? Dan kalau bisa, menjadi pintu rejeki tambahan untuk saya.

Apalagi pada zaman digital seperti sekarang, profesi blogger, copy writer, dan content writer itu sangat strategis.

Namun saya sadar, untuk meraih semua itu, perlu perjuangan yang tentu saja tidak gampang.

Berkenalan dengan Impactful Writing

Sepulangnya saya dari Jepang, saya mulai serius mengembangkan blog ini. Namun pengalaman dan pengetahuan yang terbatas membuat saya kesulitan. Belum lagi teman-teman di lingkungan saya tidak ada yang punya hobi yang sama.

Saya merasa sendiri. Mau bertanya pun susah, tak ada mentor yang bisa dijadikan panutan selain belajar autodidak dari membaca tulisan para blogger yang sudah berpengalaman.

Sampai akhirnya saya bertemu dengan Impactful Writing.

Pertama kali saya melihat impactful writing dari iklan instagram yang gak sengaja lewat. Mungkin karena saya sering cari-cari tutorial bagaimana menjadi blogger atau content writer. Saya kepoin.

Dan ternyata saya tertarik. Saya langsung daftar sebuah program yang disebut Certified Impactful Writer dengan biaya investasi Rp 399.000.

Kenapa kok saya mau dengan mudahnya langsung check out dan bayar biaya investasi segitu?

Saya makin penasaran dan gak sabar untuk akses kelasnya.

Certified Impactful writer adalah sebuah program edukasi kepenulisan yang mengajarkan kita cara memaksimalkan potensi menulis yang kita miliki agar tulisan itu berdampak, menarik perhatian orang lain, bermanfaat, dan bisa menghasilkan.

Menghasilkan dalam konteks ini adalah mendapatkan uang dari menulis, menjadi writerpreneur.

Menariknya, Certified Impactful Writer ini tidak hanya mengajarkan bagaimana menguasai content writing, namun juga copywriting yang berdampak.

Kalau bisa menguasai copywriting dan content writing sekaligus kenapa harus memilih salah satu?

By the way, sebelum lanjut kamu tau gak apa bedanya Copywriting dan Content writing?

Nah,meskipun sama-sama memerlukan skill menulis, Copywriting dan content writing memiliki tujuan  yang berbeda.

Copywriting itu tulisan untuk meningkatkan penjualan, punya call to action yang jelas, dan menggunakan headline yang menarik perhatian.

Sedangkan Content writing memiliki tujuan untuk memberikan informasi atau berita, tidak harus mengandung call to action dan lebih fokus ke branding dibandingkan selling.

Dan kedua skill menulis itu ternyata dibutuhkan banget untuk berbisnis pada era digital ini.

Certified Impactful Writer Mengajarkan Writing Fundamental

Kalau mindsetnya tepat, eksekusinya jauh lebih cepat – Kadika

Begitulah quote seorang Kadika, mentor di Certified Impactful Writer. Dalam kalimat itu jelas tersirat bahwa Certified Impactful Writer mengajarkan mulai dari mindset, pemahaman menyeluruh tentang konten yang berdampak pada era digital dan formula yang sudah terbukti hingga bagaimana cara menghasilkan.

Kadika juga membedah rahasia dapurnya untuk para peserta. Bagaimana ia memenangkan lomba blog, menjadi content writer dan copy writer pada beberapa agency raksasa, hingga sekarang menjadi seorang impactful writer yang berdampak bagi orang lain termasuk saya pribadi.

Manfaat Ikut Certified Impactful Writer

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Certified Impactful Writer ini mengajarkan konsep, mindset, dan fundamental seorang penulis. Hal tersebut dituangkan ke dalam 5 modul utama yang sangat mudah dimengerti, yaitu Content Writing Fundamental, Essential of Content, Three Formula of Impactful Writing, Content Strategy and packaging, dan Impactful Writer in Action.

Setelah membaca semua modul yang diberikan, Impactful writer juga menyediakan 2 hari mentoring tatap muka (melalui google meet) dengan mentornya langsung. Pada saat itulah, kesempatan emas bagi para peserta untuk bertanya hal-hal yang kurang dipahami.

impactful-writer
Mengikuti webinar mentoring Certified Impactful Writer

Selain itu, program ini juga akan memberikan kita semacam ujian sertifikasi, jika lulus maka kita bisa dibilang sudah memahami materi dan siap latihan secara konsisten menjadi seorang impactful writer yang benar-benar berdampak. Berdampak untuk orang lain dan berdampak untuk diri sendiri. Setelah seminggu mengikuti program ini, akhirnya saya lulus~ horaayy! Sertifikatnya pun bisa dipakai untuk personal branding.

Menurut saya, ikut kelas impactful writing itu adalah sebuah investasi berharga. Karena benar-benar bisa membangkitkan jiwa menulis saya yang hampir saja redup.

certified-impatcful-writer
Sertifikat Impactful Writer yang saya dapatkan setelah mengikuti ujian sertifikasi

Adapun manfaat yang saya rasakan setelah mengikuti program ini yakni :

  1. Lebih percaya diri dengan skill menulis yang saya miliki dan ingin selalu mengasahnya setiap hari,
  2. Lebih bisa menghargai karya sendiri,
  3. Memahami konsep dan formula menjadi seorang copy writer dan content writer
  4. Memberikan motivasi untuk mengembangkan blog ini menjadi salah satu blog yang impactful,
  5. Memahami konsep dasar SEO
  6. Memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan buku non – fiksi perjalanan kehidupan merantau di Jepang yang sudah lama tertunda,
  7. Menjalin relasi dengan rekan sevisi,
  8. Menghasilkan income dari menulis.

Lalu, Bagaimana Menjadi Impactful Writer?

Jelas, dengan cara memahami konsep, rajin membaca, konsisten menulis dan mau belajar dari orang lain. Seperti yang sedang saya lakukan sekarang, belajar dan terus belajar. Menempa diri dan menulis dari hati.

Sampai disini, apakah kamu penasaran dan ingin belajar membuat tulisan yang impactful seperti saya? klik disini untuk dapetin aksesnya.

Karena seorang penulis adalah pembelajar seumur hidup – Ernest Hemingway

29 komentar untuk “Bagaimana Menjadi Impactful Writer?”

  1. Wah… Ternyata kita satu alumni ya. Setelah masuk di program impactful writer, wawasan menulis ku jadi tidak terlalu kaku. Kalau dulu cuma mikirin SEO melulu. Sekarang lebih ke UAE friendly

  2. Halo Kak Natih,
    Aku jg tertarik ikut2 kelas menulis gitu. Pernah ikut kelas menulis juga di tmpt lain dan berbayar. Baca ini aku jd pgen daftar jg. Pendaftarannya ada lg gak ya?

  3. Asty Intan Pratiwi Widyanti

    Aku baru tau ada program ini deh Kak. Kayaknya seru banget dan bermanfaat buat Blogger. Apalagi aku juga baru mulai seriusin ngeblog sejak awal tahun ini, padahal udah sering nulis di blog sejak 2015 hahaha bodoh banget selama ini gak asal skill cuma asal nulis ??

    Yang bikin aku mulai semangat juga ketika tulisan aku tentang Nikah Tanpa Resepsi bisa kebanjiran page views dan komen tanpa pernah aku pikirin teknik SEO dll nya, mirip bgt kasusnya sama kamu tp aku blm sampai page one sih haha, seneng bgt rasanya dan jadi pengen berbagi ttg yang lain.

    Semoga jadi makin semangat nulis yaaa Kak! ?

    1. Hallo Mba Asty, wah ternyata banyak yang senasib nihh. Memulai menulis dari sekadar hobby eh setelah diseriusin bisa jadi sumber penghasilan juga jika kita tahu bagaimana mengemasnya
      Terima kasih atas doanya mba, semoga kita sukses selalu yaa

  4. Pertama kali ketemu kadika pas di event Blogger yang diadain sama C2live di sebuah coworking space. Ngikutin kontennya di ig impactful writing, banyak Tips bermanfaat yang bisa bantu nulis.

    Btw congrats ka Natih, artikel cerita pengalaman ngurus COE Jepangnya masuk Page 1 google, semoga makin banyak orang terbantu ?

    Honestly, saya sendiri baru belajar dan monetisasi skill content writing aja lho ka, copywriting belum, mungkin fokus satu satu dulu, dan setelah beberapa lama nulis SEO, jadi terpikir buat upgrade skill biar bisa jadi SEO Specialist, iya, freelance lebih tepatnya, lebih nyaman jadi pekerja lepasan.

    Semoga banyak hal baik dari segi ilmu, nambah teman, dan peluang project untuk ka Natih dan temen2 bloggerhub yang lain ya, semangat ka Natih nulisnya ?

    1. Hallo Kak Agung, saya setuju kalau untuk bisa menguasai skill lebih baik memang di asah satu-satu yaa.. tergantung sama orangnya lebih nyaman gimana.
      Btw saya banyak juga belajar dari content-content nya Kak Agung. Sudah sukses nih jadi content writer terutama di bidang SEO

  5. Salah satu impian sejak kecil yang belum terwujud hingga sekarang yakni pergi liburan ke Jepang. Padahal kemarin udah menabung. Eh kena pandemi dan kena PHK. Ya akhirnya tabunganku habis buat biaya hidup. Jadi pingin ikutan pelatihan menjadi penulis impactfull itu kak. Biar tulisan kita enak dibaca dan memiliki penggemar sendiri. Kalo gitu kan bisa naikin cuan jg. Siapa tahu bs nabung lagi ke Jepang atau minimal ke Bali lagi. Rumah kedua gw karena aku pernah tinggal di Denpasar selama 5 tahun. Salam kenal mbok gek.

  6. MasyAllah mba, keren. Belajar nulisnya bener-bener totalitas sampai belajar secara khusus. Emang seneng nulis mba ya ?. Aku seneng nulis tapi ya hanya sekedar hobi. Belum sampai belajar nulis secara khusus. Mungkin rasa cinta nulis aku nggak sebesar mba kali ya hihihi ?

    Aku suka nulis karena aku suka cerita orangnya, suka berbagi ilmu aja dan aku suka nulis dari hati. Mulai suka nulis sejak SD. Nulis diari. Pas jadi IRT ga ngajar lagi. Jadi, aku ngerasa ruang aku cerita ama dunia luar lewat tulisan. Jadi deh kayak sekarang jadi blogger khusus parenting hihihi

    1. hallo Mba Yeni, salam kenal yaa..
      saya juga gak sadar ternyata dari menulis terbuka pintu rejeki untuk saya terutama ketika aktif lomba-lomba karya tulis dulu, tetapi skrng pengen fokus kembangin blog ini, agar bisa memberikan dampak positif untuk semua pembaca yg kebetulan menemukan artikel ini..

      Saya juga nnti rencananya bikin artikel tentang parenting, tentu saat nnti ketika saya sudah menikah dan punya anak..

    2. Woow keren ih kak?.. memang ya kalau fokus dan serius menjalani, sepadan dengan yang dihasilkan.. apalagi tulisan yang sdh kita buat bisa di apresiasi dan menghasilkan cuan..Tetap Semangat menulis kak ?

  7. Tos mbak Natih, samaan kita tulisan Evergreen nya tanpa mikirin teknik SEO malah terus-terusan naik ya view nya hehe.

    Namun pas difokuskan sebagai blogger, baru deh harus menguasai juga sih ya teknik SEO biar makin mantap

  8. Saya juga kalau ngeblog udah lama, tapi baru pas pandemi ngelirik yg namanya SEO. Belajar otodidak juga. Tertarik juga buat ikut workshop berbayar gini, dan emang jadi banyak iklan workshop nulis di IG saya.

    Emang seneng banget kalau tulisan kita bisa ngebantu orang.

  9. Sebelumnya selamat nongkrong di page One. Saya juga termasuk yang nggak mikirin SEO Friendly atau apalah kawan-kawannya. Tapi beberapa kali juga sering nongol di Page One untuk kata kunci tertentu.

    Jadi memang saya selalu percaya, content is a king. Teknik lainnya hanya membantu optimalisasi saja.

  10. Saya ngeblog sebagai hobi sekaligus penyeimbang hidup saya.. Sejak 2010/2011 mulau dari Detik dulu..sampai akhirnya lama di WP gratisan dan baru sekitar 2 th ini dg domain sendiri. Menulis hkngga bis mempengaruhi orang lain memang keren sangat ya.. Saya masih harus banyaaak belajar utk itu..

    1. wahh Mba Mechta baru 2 tahun dengan domain sendiri, kalau saya sudah 3 tahun Mba, tapi awal-awal suka males nulis karena saya rasa tulisan saya hanya untuk konsumsi pribadi. Eh tau-tau lumayan banyak yg menemukan artikel saya di google, jadi lebih seneng gitu nulisnya. Ada org yg DM bilang makasi karena terbantu sama artikel yg kita buah jauh lebih berharga dripada dpt job sponsored post rasanya. Sensasinya beda, hihihi

  11. Senang baca pengalaman mbak Natih yang berawal dari suka nulis diary waktu SD sampai akhirnya jadi penulis dan blogger. Inspiratif.

    Sama seperti Mbak Natih, dulu saya pertama bikin blog thn 2008 dan tidak pernah kepikiran untuk membuat artikel yang SEO Friendly, research keyword sebelum menulis, cari back link, dan apapun itu yang berhubungan dengan optimasi dan memonetasi blog. Pokoknya pengen nulis aja, dah gitu aja. Baru pada 2012 ketemu apa yg jadi passion saya dan mulai deh secara tak terduga bisa maju dan berkembang lewat menulis dan ngeblog, sampai sekarang.

    Kadang saya nggak yakin apa tulisan saya berguna, tapi dari pengalaman yang ada selama 12 thn ngeblog, tulisan itu akan menemukan jodohnya. Entah itu pembacanya, maupun rejeki berupa materi. Ada saja yg cari dan menemukan kita dan menganggap kita berharga, menginspirasi, dan memberi manfaat buat hidupnya/kelompoknya/perusahaannya dll.

    Tfs ttg pengalaman Impactful writer nya mbak. Sangat berguna ?

    1. Wahhh bener banget Mba Rien, kita senasib, hihi. Dulu buat blog niatnya untuk konsumsi pribadi, eh pas dpt DM banyak di IG tentang topik yg saya tulis justru itu titik balik untuk saya bisa mengembangkan blog ini agar tidak hanya human friendly, tapi juga SEO Friendly

  12. Here I am (again), kak Natih! 🙂 Selalu suka dengan apa yang diposting di blog kak Natih ini. Inspiratif, pasti kebanyakan memiliki kebaikan yang bisa “ditiru” oleh orang lain. Jadi, izinkan saya meniru dengan berkunjung ke halaman Impactful Writer Certification Program ya, kak. Terima kasih, 🙂

    1. yes betul mas Sugianto, semua memang bermula dari mindset,, itu salah satu quote kadika yang menampar saya wkwkw, workshop Impactful writing itu menjadi titik balik bagi saya untuk serius kembangin blog ini.. termasuk salah satunya mempelajari SEO

  13. Aku dulu sempet mau join course impactful writing, tapi masih maju mundur cantik soalnya masih bertanya-tanya, apakah ini jalur yang mau saya ambil secara lebih serius (dunia kepenulisan).

    Makasih anyway sharingnya, at least jadi ada gambaran seperti apa sih course ini tuh.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.