Tirta Yatra ke Bromo

Tirta Yatra Ke Pura Poten Bromo & Pura Luhur Giri Arjuno

15 September 2022 merupakan hari yang saya tunggu-tunggu. Hal itu karena wishlist untuk datang dan menikmati keindahan Gunung Bromo akhirnya tercapai. Kali ini bukan untuk hanya untuk sekadar liburan, tetapi untuk tirta yatra atau melakukan perjalanan suci, Sembahyang di salah satu pura yang sangat sakral, yaitu Pura Poten Bromo dan Pura Luhur Giri Arjuno yang ada di Batu, Malang.

Perjalanan kali ini pun saya tidak sendiri, tidak juga bersama pasangan, melainkan bersama rombongan pegawai di bawah Yayasan Dharma Widya Ulangun sebagai wujud rasa syukur kami Penerimaan Mahasiswa Baru Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional tahun 2022 berjalan lancar dan sukses.

Simak cerita perjalanan kami selama 3 hari 2 malam spiritual journey ke Bromo – Malang.

Perjalanan Dari Denpasar Menuju Pelabuhan Gilimanuk

15 September 2022, pagi-pagi sekali tepatnya pukul 04.30 rombongan kami berangkat dari Denpasar menunju Pelabuhan Gilimanuk. Kami berangkat menggunakan 2 bus wisata dengan total peserta sebanyak 82 orang.

Tirta Yatra ke Bromo
Perjalanan Tirta Yatra ke Bromo

Perjalanan kali ini begitu semangat dan antusias. Jarak antara Denpasar dan Gilimanuk pun ditempuh kurang lebih selama 3,5 jam. Sepanjang perjalanan kami selingi dengan bernyanyi (karaoke) untuk mengusir rasa kantuk dan bosan. Syukur belum ada yang mabuk kendaraan.

Kami juga menyempatkan waktu sekitar 15 menit sembahyang di Pura Rambut Siwi, salah satu pura penting yang ada di Kabupaten Jembrana, untuk memohon restu agar perjalanan kami dilancarkan.

Tiba di pelabuhan gilimanuk sekitar pukul 08.00 pagi, kami langsung bergegas ingin cepat turun dari bus dan naik ke kapal. Tapi ternyata, kami sedikit terlambat karena Kapal Ferry menuju Pelabuhan Ketapang baru saja berangkat. Kami harus menunggu 1,5 jam lagi untuk jadwal keberangkatan berikutnya, huhuhu.

Nyebrang Naik Ferry Menuju Pelabuhan Ketapang

Setelah Pukul 09.30 akhirnya kami berangkat menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Cuaca waktu itu berangin dan rintik hujan turun sedikit deras. Agar tidak masuk angin, saya memilih duduk di ruang executive daripada menikmati pemandangan Selat Bali di deck kapal.

Oh ya, di Kapal Ferry yang kami tumpangi memiliki kantin mini yang menjual aneka makanan dan minuman, ada juga charger station untuk mengisi daya smartphone dengan biaya sebesar Rp 5.000.

Agar tidak kelaparan beberapa diantara kami (termasuk saya) membeli pop mie meski harganya naik 3 kali lipat daripada harga standar. 1 cup pop mie dibandrol dengan harga Rp 15.000. Harga yang sangat wajar daripada asam lambung kumat di tengah perjalanan.

Baca Juga : Resep Bubur Kanji Untuk Mengobati Asam Lambung

Nyebrang dari Pulau Bali ke Pulau Jawa memerlukan waktu lebih singkat daripada nyebrang dari Pulau Bali ke Pulau Lombok. Hanya butuh waktu sekitar 45 menit, kami sampai di Pelabuhan Ketapang.

Cuaca waktu itu cukup cerah sehingga kami bisa menikmati pemandangan sekitar selama perjalanan di bus. Melewati pemukiman penduduk, perkebunan, dan hutan yang gersang. Sampai akhirnya pukul 14.00 kami tiba di rumah makan untuk makan siang (meski jam makan siang sudah sangat terlambat).

Perjalanan Menuju Pura Luhur Poten Bromo

Perjalanan menuju Pura Luhur Poten Bromo dari restoran di tempuh kurang lebih selama 3 jam. Kami menggunakan jeep Hardtop dari titik kumpul di Probolinggo menuju Pura Luhur Poten Bromo. 1 jeep hardtop dapat ditumpangi maksimal 5 orang.

Tirta Yatra ke Bromo
Selfie dulu sebelum berangkat.

Medannya yang cukup curam membuat kami harus berpegangan pada handle hardtop. Tapi pemandangan sekitar sangat indah. Beruntung perjalanan menuju Pura Luhur Poten Bromo ini masih terang yaa, sehingga kami masih bisa menikmati bukit dan hamparan perkebunan sayur-mayur milik warga lokal.

Tirta Yatra ke Bromo

Setelah kurang lebih 1,5 jam perjalanan naik Hardtop, akhirnya kami sampai di kawasan Gunung Bromo dengan gurun pasir yang luas. Saat itu matahari sudah mulai terbenam, suasana menjadi kian gelap gulita. Tampak beberapa kuda telah digiring kembali oleh pemiliknya. Padahal, beberapa diantara kami (termasuk saya) ingin sekali naik kuda dan foto-foto dengan latar keindahan Gunung Bromo. Hmmm.

Sayang sekali. Padahal jika kami tidak harus menunggu 1,5 jam di Pelabuhan, saya rasa pengalaman pertama menuju Gunung Bromo ini akan menjadi pengalaman yang lebih menakjubkan, yaitu bisa melihat secara langsung keindahan Gunung Bromo dan Pura Luhur Poten Bromo.

Tirta Yatra ke Bromo

Tapi kami masih tetap bersyukur, karena cuaca cerah dan tidak hujan. Setidaknya, kami masih bisa menikmati sunset di Gunung Bromo. Bisa dibayangkan betapa sulitnya jika seandainya hari itu turun hujan.

Setelah semua berkumpul, kami menyempatkan diri mengabadikan momen meskipun suasana sudah mulai gelap gulita.

Akhirnya, masuk ke area Pura Luhur Poten Bromo, kami bergegas menghaturkan persembahan suci (banten dan canang) dan mulai sembahyang dengan khusuk.

Sekilas Tentang Pura Luhur Poten Bromo

Dilansir dari Beruang Travel, Pura Luhu Poten Bromo merupakan pura yang berlokasi di bawah kaki Kawah Bromo. Pura Luhur Poten Bromo ini menjadi tempat ibadah yang sakral bagi Suku Tengger yang menghuni kawasan Taman Nasional Bromo di Jawa Timur. Pura ini juga juga erat kaitannya dengan Upacara Yadya Kasada yang rutin diselenggarakan setiap tahun.

Masyarakat suku Tengger percaya, Dewa yang berstana Pura Luhur Poten Bromo adalah Dewa Brahma, Sang Dewa Pencipta sebagai salah satu manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).

Bagi yang belum tahu, Dewa Brahma adalah salah satu dewa utama dan terpenting dalam Agama Hindu selain Dewa Wisnu (Dewa Pemelihara) dan Dewa Siwa (Dewa Pelebur)

Jika dilihat dari sejarahnya, Pura Luhur Poten didirikan pada tahun 2000 di kawasan lautan pasir Bromo. Arsitektur pura ini merupakan percampuran dari budaya Jawa dan Bali yang sangat kental dengan nuansa agama Hindu.

Menuju Kota Malang dan Tirta Yatra ke Pura Luhur Giri Arjuno

Setelah melaksanakan persembahyangan di Pura Luhur Poten Bromo, kami bergegas menuju penginapan yang ada di Kota Malang. Kami sempat berhenti sebentar di restoran untuk makan malam, meskipun makan malamnya sudah sangat terlambat yaa.

Sekitar pukul 11 – 12 malam kami tiba di Hotel Sahid Montana. Hotel tertua di Kota Malang. Setelah dibagikan kunci kamar oleh Tour Leader, kami berusaha istirahat agar kondisi tubuh tetap fit untuk perjalanan keesokan harinya.

Keesokan harinya (16 September 2022) kami bergegas sarapan dan menuju Pura Luhur Giri Arjuno yang terletak di Kota Batu, Malang. Kurang lebih perjalanan yang ditempuh sekitar 1 jam.

Tirta yatra ke bromo
Selfie lagi~

Ternyata bis yang kami tumpangi tidak bisa langsung masuk menuju kawasan Pura Luhur Giri Arjuno karena jalannya kecil. Kami turun di tempat parkir bus dan melanjutkan perjalanan dengan mobil charter berkapasitas maksimal 7 orang.

Pura Luhur Giri Arjuno sendiri berlokasi di daerah perkebunan apel, yang berada di lereng Gunung Arjuno. Alamat lengkapnya di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.

Selama perjalanan, kami menyaksikan hamparan perkebunan apel yang sangat luas. Tidak heran karena memang Malang merupakan kota yang dijuluki Kota Apel, bukan?

Di beberapa tempat, saya melihat ada wisata petik apel sendiri yang ditawarkan petani. Seru sekali!

Sekitar kurang lebih 15 – 20 menit perjalanan, akhirnya kami tiba di beranda Pura Luhur Giri Arjuno yang berdiri megah diatas lahan sekitar 6 hektar.

Sekilas Sejarah Pura Luhur Giri Arjuno

Pura Luhur Giri Arjuno diresmikan pada 23 Mei 2005 bertepatan dengan Hari Suci Purnama. Pemilihan lokasi untuk pembangunan Pura Luhur Giri Arjuno dilakukan dengan sangat hati-hati. Seorang tokoh spiritual dan suci yang berasal dari Bali, dihadirkan langsung untuk melakukan ritual khusus untuk mencari lokasi yang diyakini memancarkan energi positif. 

Tirta Yatra ke Bromo

Bahkan dipercaya di lokasi berdirinya Pura Luhur Giri Arjuno ini telah terkubur Candi Pawon, bekas peninggalan prajurit Majapahit yang hingga kini masih misterius keberadaannya.

Pura Luhur Giri Arjuno sering digunakan untuk perayaan Hari Raya Nyepi, Siwaratri dan perayaan Saraswati yang selalu digelar setiap 210 hari sekali.

Pura Luhur Giri Arjuno

Ada beberapa bangunan suci di Pura Luhur Giri Arjuno, salah satunya yang paling menarik adalah Pelinggih Sang Hyang Sarip yang terletak di depan utama mandala. Pelinggih ini dipercaya sebagai penjaga Pura. Bagi yang ingin bersembahyang di pura tersebut, sebaiknya meminta izin terlebih dahulu di depan Pelinggih Sang Hyang Sarip.

Rekreasi ke Museum Angkut, Kota Malang

Setelah tirta yatra ke Pura Luhur Giri Arjuno, kami kembali menuju Kota Malang untuk makan siang di Warung Wareg dan rekreasi ke Museum Angkut di Kota Malang.

Saya sendiri tidak ikut ke Museum Angkut karena mau berkunjung ke Institut Asia, tempat saya menempuh pendidikan S2. Senang sekali bisa menyambangi kampus dan bertemu dengan dosen-dosen yang selama ini hanya bertemu secara daring.

Institut Asia
Ibu Kaprodi dan Staff Prodi S2 Asia

Tetapi dari foto-foto yang saya lihat, sepertinya rombongan yang lain sangat menikmati Museum Angkut, museum yang terkenal dengan ratusan kendaraan klasik di Kota Malang.

Ditutup Dengan Acara Makan Malam dan Ramah Tamah

Setelah seharian mengunjungi objek wisata di Kota Malang, seluruh keluarga besar Yayasan Dharma Widya Ulangun mengikuti acara makan malam sekaligus ramah tamah. Acara ini menjadi sangat special ketika ada sesi games dan seru-seruan bareng Bapak Ketua Yayasan, Bapak Rektor, dan seluruh pegawai Yayasan Dharma Widya Ulangun.

Foto bersama dengan segenap pegawai di Yayasan Dharma Widya Ulangun

Terakhir kita tutup dengan sesi evaluasi, menentukan target tahun depan, dan karaoke bersama. Seru~

Keesokan harinya kami siap-siap berangkat kembali ke Denpasar dan siap menjalankan tugas masing-masing. Terima kasih Yayasan Dharma Widya Ulangun, semoga Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional serta seluruh unitnya tetap sukses dan berjaya!

19 komentar untuk “Tirta Yatra Ke Pura Poten Bromo & Pura Luhur Giri Arjuno”

  1. Keren mbak. Keseruan perjalanannya dapet, Nilai spiritualnya juga dapat. Asik banget emang kalau bisa ikut spiritual journey kayak gini. Dan aku juga jadi ikutan mupeng pengen ke Bromo. Huhu

  2. perjalanan yang seru ya, selain sebagai media healing sekaligus ibadah. saya belum pernah ke bromo tapi membaca tulisan kakak seakan saya ikut pergi ke bromo bersama kakak dan teman-teman. masuk wishlist nih nanti kalau ke bromo juga menyempatkan mengunjungi Pura Luhu Poten Bromo.

  3. Aku pernah ke Pura Luhur Poten Bromo..
    Tapi karena sedang tidak ada ritual tertentu, sehingga sepi, tapi diperkenankan berfoto. Pura-nya termasuk mungil yaa..
    Kak Natih tau gak kenapa dibangunnya di tengah padang pasir Bromo begitu?
    Apakah ada kaitannya dengan ibadah?

  4. seruuu banget pasti nih, gak bakal lupa deh kalau moment bareng teman-teman gini ya 🙂 Jadi kangen ke Bromo hihi.. pernah lihat puranya waktu itu, tapi malah gak sempat masuk

  5. Tiap perjalanan yang dilalui seru bareng² dan berkesan ya kak Natih. Apalagi tuh yang pas naik Jeep, terus ganti lagi kendaraan lain.

  6. Waaah seru ya perjalanannya ke pulau Jawa, bisa rekereasi sekaligus sembahyang dsn mengunjungi Pura di Bromo dan Malang. Saya sekali ke Bromo, waktu itu berangkat dari Bali sekitar jam 3 sore, karena ngantri di pelabuhan, akhirnya sampe Bromo jam 1 dini hari. Indah banget pemandangan disana, ingin rasanya mengulang kembali berkunjung ke gunung Bromo. Kalau ke Malang saya pernah menginap 2 malam di Batu, waktu itu saya naik pesawat Dps – Mlg…sayang Wings Air sekarang sudah beroperasi lagi tujuan Dps – Mlg….

  7. Apapun acaranya. Kalau perginya beramai-ramai. Memang nampak seru sekali.
    Apalagi untuk tujuan spiritual ya. Mana masih ada kesempatan buat rekreasi pula setelah ibadah.

  8. Seru sekali perjalanannya ya, Mbak. Dan saya baru tahu, kalau di Bromo ada pura yang menawan. Saya seringnya lihat orang fokus pada pasir berbisik. Dan memang sayang sekali sampai telat naik kapal, padahal baru 15 menit, dan harus menunggu 1,5 jam.
    Begitulah, Mbak. Setiap perjalanan pasti tidak lancar jaya. tapi tetap banyak hal-hal manis selama perjalanan.

    1. Waaaa jadi kangen Bromo deh lihat ini. Waktu ke sana dulu kami juga sempat sembahyang di Pura Poten Bromo, kebetulan ada Pemangkunya waktu itu. Jadi sebelum naik tangga untuk ngintip kawahnya, kami sempat sembahyang dulu.

      Tapi kayaknya pengen diulang deh, yang agendanya beneran Tirta Yatra bareng rombongan yang lebih banyak lagi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.