Selama hampir seperempat abad hidup sebagai orang Bali, saya begitu mengagumi pola hidup masyarakat Bali yang sangat menjunjung tinggi budaya, adat, dan tradisi.
Walaupun kini eksistensi modernisasi kian meluas, namun budaya adiluhung yang tertanam dalam masyarakat adat di Bali tidak sepenuhnya mengalami degradasi, tetapi justru semakin lestari di tengah derasnya arus globalisasi.
Sebagai orang yang lahir di lingkungan desa yang masih memegang teguh adat dan tradisi, saya sering mengamati bagaimana ketangguhan wanita Bali dan peran penting yang mereka lakukan, terutama Ibu dan ipar saya. Sebagai seorang wanita yang belum berumah tangga, saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya hidup ini tanpa mereka berdua atau bisakah saya menjadi seperti mereka, kelak ketika saya menikah dan memiliki anak.
Daftar Isi
Ketangguhan Wanita Bali dalam Rumah Tangga
Di Bali, budaya dibangun tidak hanya dari struktur sosial, tetapi juga dari konsep agama Hindu sebagai agama mayoritas yang dianut masyarakatnya.
Keunikan kehidupan sosial budaya masyarakat Bali dilakukan oleh masyarakat dalam rangkaian persiapan pelaksanaan upacara keagamaan yang melibatkan partisipasi dan kontribusi krama adat termasuk wanita Bali itu sendiri.
Dituntut sebagai seorang istri dan ibu setelah melepas masa lajangnya, wanita Bali memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga keutuhan keluarga.
Tanggung jawab seorang istri bagi wanita Bali tidak hanya melayani suami dan mengurus anak, tetapi juga menjadi Bendahara keluarga dibarengi dengan perannya sebagai krama adat (masyarakat adat) yang bertugas untuk menyiapkan sarana upacara keagamaan dan berkontribusi terhadap seluruh kegiatan yang bersifat adat dan keagamaan.
Belum lagi ketika ia juga harus bekerja untuk membantu suami menopang finansial keluarga agar asap dapur tetap terus mengepul. Terbayangkan bagaimana ketangguhan wanita Bali ketika mengambil peran tersebut setiap hari?
3 Peran wanita bali yang Mencerminkan ketangguhannya
Wanita Bali tidak hanya memiliki peran ganda, namun tiga peran sekaligus. Peran tersebut antara lain : peran domestik, peran ekonomi, dan peran sosial. Ketiga peran tersebut sama-sama penting dan sebisa mungkin harus dilakukan secara seimbang.
Peran domestik
Sistem perwakinan di Bali menganut sistem patrilineal, yaitu sistem yang mengatur keturunan atau hak waris berada pada suami atau laki-laki. Ketika menikah, wanita Bali akan dilepaskan oleh keluarga pihak wanita untuk menjadi bagian dari keluarga suami.
Melalui rentetan upacara perkawinan yang begitu kompleks, mempelai wanita resmi memasuki rumah mempelai pria sebagai seorang istri dan secara resmi diakui sebagai krama adat dari pihak mempelai pria. Pernikahan inilah yang menjadi awal mula 3 peran yang harus dilakoni oleh wanita Bali.
Setelah menikah, wanita Bali secara resmi harus menjalankan peran domestiknya yaitu sebagai seorang istri dan ibu. Prinsip berkeluarga yang dianut oleh wanita Bali adalah menjadi istri yang ideal, mampu mengasuh anak-anaknya menjadi anak yang suputra dan suputri serta melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya seperti memasak, mencuci, merapikan rumah, dan lain sebagainya.
Menurut saya, peran domestik ini adalah peran yang begitu vital. Meskipun saya belum menikah, saya sudah bisa mengamati berbagai tanggung jawab domestik yang dilakoni oleh ipar-ipar saya di rumah. Kehidupan mereka seperti berubah 180 derajat. Demi menjadi istri dan ibu yang baik, mereka sangat tangguh dalam menjalankan peran tersebut.
Peran Ekonomi
Selain peran domestik sebagai seorang istri dan ibu, wanita Bali juga ikut berperan dalam menunjang karir dan ekonomi keluarganya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membantu suami dalam memenuhi ekonomi keluarga, dan menjalankan visinya sebagai wanita karir.
Berdasarkan data Kementerian Perempuan dan Anak dalam Profil Perempuan Indonesia tahun 2019, persentase perempuan bekerja di Indonesia menempatkan provinsi Bali dengan persentase tertinggi yaitu sebesar 68,49%. Hal ini jelas menunjukkan bahwa budaya kerja dan ambisi wanita Bali cukup tinggi.
Bahkan, seringkali wanita harus memilih antara bekerja dalam jenjang karir yang sudah baik atau mengurus rumah tangga. Data menunjukkan bahwa 68,20% wanita yang berstatus sebagai ibu rumah tangga meninggalkan karirnya demi menjadi ibu rumah tangga penuh waktu.
Seperti dulu, ketika Almarhumah Ibu Ainun Besari, istri Alm Bapak BJ Habibie ini rela meninggalkan karir dokternya demi merawat suami dan anak-anaknya.
Fakta tersebut yang menunjukkan bahwa tugas menjadi seorang ibu rumah tangga memang sama beratnya dengan menjadi seorang wanita karir, bahkan bisa jadi jauh lebih berat. Sehingga, diskriminasi atas peran wanita tidak dapat dibenarkan atas dasar apapun. Apalagi, mereka yang masih bisa bekerja sembari mengurus rumah tangga.
peran Sosial
Dalam tradisi masyarakat Bali, seluruh kegiatan sosial dikelola dan diselenggarakan oleh Desa Adat. Anggota masyarakat dari desa adat inilah yang disebut sebagai krama adat yang merupakan pasangan suami istri yang tinggal atau berasal dari desa tersebut.
Seperti yang sudah saya jelaskan di awal, Wanita Bali yang sudah menikah artinya sudah menjadi bagian dari anggota masyarakat adat (krama istri) di banjar desa asal sang suami (krama lanang). Dalam menjalankan peran sosial ini, wanita Bali akan berkontribusi dalam berbagai upacara adat seperti persiapan, pemberian sesajen (mebanten), gotong royong mempersiapkan upacara (ngayah) di Pura, maupun memberikan bantuan kepada krama yang memiliki upacara manusa yadnya (nguo’pin).
Peran sosial inilah yang mendeskripsikan wanita Bali sebagai wanita yang memiliki karakter yang cerdas, kuat, ramah, dan pandai bersosialisasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketangguhan wanita Bali tercermin dari 3 peranan yang mereka jalani, yaitu peran domestik, peran ekonomi, dan peran sosial. Secara tidak langsung, perjuangan wanita Bali dalam menjaga keutuhan keluarga sekaligus menjaga tradisi, adat dan istiadat tidak bisa dipandang sebelah mata.
Disclaimer : Tulisan ini merupakan saduran dari tulisan Primananda (2021) yang berjudul “Wanita Bali : Representasi Seorang Wonder Woman” yang disesuaikan dengan pengalaman saya selaku penulis dan kondisi terkini.
salah satu yang aku kagumi dari wanita2 di Bali itu, pas lihat mereka jalan sambil bawa beban di kepala, keren banget itu, padahal kan bebannya nggak ringan ya mbak? salut sih, btw aku suka sama baju adatnya yang warna putih mbak hihihi
iya mba, persembahan yang berat diatas kepala itu dinamakan Gebogan. Gambarnya seperti di featured image yang saya sertakan dalam artikel.
Hihihi, baju kebaya putih memang sering digunakan untuk dipakai saat ada upacara di Pura
waa suka banget sih liat orang-orang Bali yang masih kental menjunjung budaya ya.. suka ajaib aja emang liat kekuatan dan pesonanya budaya-budaya di daerah
ingat perempuan Bali inget foto yang sedang membawa sesuatu di atas kepalanya, namanya lupa, sepertinya berat, kagum teman teman perempuan Bali sekuat itu, semoga dimanapun kita perempuan bisa menjalankan peran kita sebaik baiknya
namanya gebogan kak, iyaa memang berat sekali
mengagumkan ya, walaupun banyak kompleksitas yang terjadi, wanita Bali tetap tangguh. aku udah lama terpikir ingin tinggal di Bali. kayaknya seru 🙂
Bali selalu ada sisi menarik untuk dibahas ya, Kak. karena penuh dengan tradisi dan adat ini yang membuat Bali istimewa tanpa terkecuali perempuan Bali :*>
Aku punya temen orang bali, kalau dia berkisah ttg adat bali, luar biasa emang..sangat kental, terutama ttg wanitanya
Wanita Bali HEBAT.
Dengan kelemahlembutannya menjalankan 3 peran agar kehidupan di ranah domestik dan ranah sosial.
Semuanya harus seimbang dan ini akan menjaga keseimbangan kehidupan.
Perempuan Bali itu unik kalau menurutku. Mereka memang punya 3 kekuatan utama itu ya. Sosial, rumah tangga, dan juga ekonomi.
Wah memang luar biasa aku acungi jempol sih wanita Bali the real wonder woman memang, memang gak perlu diragukan tahan banting dan semangat hidupnya
Salut melihat budaya bali yang sangat kental sangat luar biasa dan mereka mampu menjaganya hingga saat ini.
Lelaki tetap memiliki posisi paling tinggi ya terutama untuk urusan domestik maka segala sesuatu wanita yang lakukan nih. Memang ketangguhan wanita gak ada duanya deh apalagi saya pernah dengar banyak juga wanita Bali yang ke sebuah negara dan kerja disana.
yesss, perempuan emang selalu tangguh dimanapun dia berada yaa, peran nya ga cuma satu, tapi bisa bermacam-macam dan kompleks, ya domestik, ekonomi, juga peran sosial.
perempuan di Bali ternyata kuat dan tangguh ya dengan mengemban tiga tugas utama. Saya auto penasaran dengan upacara pernikahan di Bali, hehe. Btw dimanapun daerahnya, para wanita emang tangguh. Banyak sekali tugas yang diemban tapi mampu melaksanan.
Pada dasarnya wanita memang lebih banyak yang menjalankan budaya patriarki ya. Btw, saya kagum dengan budaya bali, tapi dulu saat ke Bali sangat jarang ketemu perempuan Bali yang katanya cantik-cantik. Pengin ke Bali lagi
Apakah peran yang banyak itu menjadi brban bagi wanita Bali? Biasanya kaum pria nya ngapain aja nih mbak? Apakah juga berperan dalam upacara adat? Manakah yang lebih dominan dalam mengatur upacara adat?
Kadang jadi beban jika tidak didukung oleh support sistem yang baik mba. Makanya peran suami sangat penting disini.
Untuk upacara adat, antara laki-laki dan perempuan perannya hampir seimbang mba..
Sekuat itu peran wanita ya.
Makanya quote yang menyampaikan bahwa hebatnya seorang suami menjadi maju karena ada peran seorang istri di belakangnya.
Sejatinya setiap perempuan punya tanggung jawab lebih tidak hanya untuk dirinya dan keluarganya, tapi juga lingkungan dan sosial…
Salut memang untuk perempuan yang bisa memanage waktu untuk bisa menjalankan semuanya
Memang begitu ya kak kalau budaya patrilieal tuh setinggi2nya pendidikan wanita tetap dituntut untuk menjadi seorang istri dan ibu. Saya menyukai wanita Bali tangguh dan kuat, sekaligus keibuan, itu yg saya tangkap sih kalau liat acara2 di tv tuh hehe
dari dulu saya sering dengar perempuan sebagai pelengkap pria, ini adalah pernyataan yang ngga bisa diamini lagi untuk saat ini. Perempuan sudah menjadi peran sentral dalam banyak hal dan bahkan justru pria yang jadi pelengkap. Kesetaraan bisa mulai didengungkan di era yang modern seperti ini
selalu salut dengan wanita Bali, tangguh dan juga tetap jadi diri sendiri.
lihat ada teman Bali juga, ya berkarier, berbisnis tapi tetap ngurus anak dan juga segala rentetan upacara adat Bali.
orangnya juga kreatif pula.
Saya juga tumbuh dewasa di lingkungan masyarakat Bali. Jadi cukup paham bagaimana wanita itu memiliki peran penting setiap lininya.
Sungguh gak mudah ya harus menjalani berbagai peran, tapi perempuan memang tangguh ya termasuk para perempuan Bali. Sangat respect pada perempuan yg bisa menjalani berbagai peran
wahs aya selalu tertarik dengan tulisan-tulisan yang mengangkat kehebatan seorang perempuan. dulu thesis saya juga ambil tentang peranan perempuan dan itu sangat-sangatlah menarik
Wah ternyata begitu ya itu kenapa dalam upacara adat di bali kaum wanita tetap tidak ketinggalan bekerjasama dengan para pria dengan tugas masing-masing
Aku rasa semua perempuan di dunia ini hebat. Namun, khususnya perempuan Bali, aku rasa lebih tangguh dan memiliki peran sosial lebih tinggi dibandingkan lainnya. Selain mengurus rumah tangga, mereka harus bersosialisasi kepada tetangga, termasuk mengurus dgn kehidupan warga sekitar, khususnya persiapan dalam upacara adat.
Aku lihat adat istiadat orang Bali ini tergolong ribet tapi mewah. Ini yg ngga dimiliki suku lain di Indonesia. Di sinilah peran perempuan dalam menata segala urusan persiapan upacara adat. Bahkan perempuan karier pun juga harus berkecimpung dalam menata persiapan adat di banjarnya. Ini yang aku salut sih. Semoga suku2 lain di Indonesia juga masih memegang teguh adat istiadatnya ya. Berbeda2 tetap satu jua.
perempuan bali memang salah satu potret perempuan tangguh di negeri kita. semoga mereka juga mendapatkan perlindungan dan penghargaan yang setimpal.
Saya itu dulu kagum sekali saat melihat foto atau menonton televisi, wanita bali menjunjung sesaji yang tinggi menjulang dan berat, Mbak. Seakan menunjukkan, betapa kuat dan tangguhnya para wanita Bali ya, Mbak.
Iya mas, di Bali itu namanya gebogan. Keren memang, saya saja gak sanggup
Selain kecantikannya, wanita Bali juga punya segala ketangguhan ya, Nat. Semangat kerjanya itu, lho luar biasa.
Apalagi blogger dari Bali satu ini, yg punya segudang kegiatan, bisa jadi salah satu contoh wanita tangguh Bali. Peluk peluuukk..
Aduh, aduh jadi tersanjung nih dipuji-puji tangguh padahal baru minggu lalu tepar di rumah sakit, haha.