September 2021, tak terasa sudah 1,5 tahun pandemi Covid-19 membelenggu dunia termasuk Indonesia. Seluruh masyarakat dunia tak berdaya dibuatnya, pun industri pariwisata hingga kini masih mati suri dan berdampak domino terhadap sektor lainnya.
Kapankah pandemi ini berlalu?
Kalimat klise itu mungkin menjadi pertanyaan semua orang tanpa terkecuali. Kapankah dunia bisa kembali normal? Kapan aku bisa jalan-jalan sepuasnya tanpa rasak takut? Kapan aku bisa kerja dan sekolah normal lagi? dan sejuta pertanyaan kapan lainnya yang memenuhi isi kepalaku.
Berbicara soal pandemi, aku jadi ingat betapa gentingnya suasana kepulanganku dari Jepang akhir Bulan Maret 2020 lalu. Setelah setahun bekerja tanpa henti, aku nyaris saja bisa keliling kota Kyoto, Osaka, dan Tokyo selama 2 minggu.
Aku pun sudah memesan akomodasi, tiket kereta, dan beberapa destinasi wisata terkenal seperti Universal Studio Japan dan Tokyo Disneyland. Bahkan aku selalu menandai tanggal di kalender setiap pergantian hari, karena liburan itu memang yang aku tunggu-tunggu.
Kemudian, berita buruk itu datang. Virus Corona masuk wilayah Indonesia dan kasusnya terus bertambah dari waktu ke waktu. Bahkan, Malaysia dan Singapura sudah memasang sinyal-sinyal lockdown.
Khawatir tidak bisa pulang ke Indonesia sebelum visa berakhir, aku terpaksa pulang 2 minggu lebih cepat. Mengubur dalam-dalam impian menikmati negara Jepang sebagai tourist, bukan pemagang seperti yang kulakukan selama setahun hidup disana.
Rasa penyesalan selalu aku bawa sampai di Bali. Ketika aku harus isolasi mandiri selama 14 hari (waktu itu belum ada kebijakan rapid test dan swab), aku mulai menyusun strategi dan belajar beradaptasi dengan keadaan. Karena kini, dunia tak lagi sama.
Daftar Isi
Membangun Rutinitas Produktif Ditengah Pandemi Covid-19
Setelah dijalani dan diterima dengan ikhlas, pandemi ini sejatinya memberikan dampak positif, terutama membangun hubungan personal yang lebih dekat dengan keluarga. Aku yang biasanya bertemu dengan keluarga pada pagi dan malam hari saja, justru bisa bercengkrama lebih lama.
Selain itu, pergerakan yang terbatas ini tidak serta merta membuatku menjadi tidak produktif.
Setidaknya ada 5 rutinitas produktif ditengah pandemi Covid-19 yang kulakukan dirumah saja. Semua rutinitas ini benar-benar menjadikanku pribadi yang tidak hanya bahagia, namun juga produktif dan menghasilkan.
#1 Bekerja dari Rumah
Setelah menyelesaikan skripsi dan sidang bulan Mei 2021 lalu, aku secara resmi bekerja sebagai Staff Kemahasiswaan di kampus tempatku kuliah, yaitu Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional.
Celakanya, belum sebulan bekerja di kantor, kasus positif Covid-19 terus meningkat sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM darurat.
Ketika artikel ini ditulis, aku sedang mengerjakan to do list yang harus dikerjakan di rumah. Ya, di rumah. Karena PPKM diperpanjang lagi dan lagi, aku, seorang pekerja kantoran terpaksa harus bekerja dari rumah atau Work From Home.
Awalnya, bekerja dari rumah ini akan sulit, pikirku. Karena segala sesuatu yang memerlukan diskusi dengan rekan kerja dan atasan harus dilakukan via chat atau telepon yang dikhawatirkan akan menimbulkan miss conception.
Namun, setelah dijalani, bekerja dari rumah sebenarnya bukanlah mimpi buruk. Bekerja dari rumah memberikan kita ruang dan kebebasan untuk mengatur jam kerja. Jadi, tidak harus bangun pagi dan buru-buru berangkat ke kantor.
Selain itu, bekerja dari rumah juga secara tidak langsung meningkatkan kemampuan berkomunikasi melalui media online, entah itu menggunakan email atau chat via WhatsApp.
#2 Healing Therapy dengan Menulis Blog
Aku memiliki hobi menulis sejak dulu dan beberapa kali pernah mengikuti kompetisi karya tulis ilmiah. Saat di Jepang pun aku masih aktif menulis artikel ilmiah untuk dipublikasikan pada jurnal.
Ketika sampai di Indonesia, aku tetap aktif menulis meskipun bukan artikel ilmiah. Aku memutuskan untuk menuliskan buah pikiran di Blog pribadiku ini, yang awalnya hanya ter-update 3 bulan sekali.
Bagiku, menulis di blog bukan hanya sekadar hobi.Menulis di blog adalah healing therapy dari stress dan jenuh akibat pandemi. Karena tidak sebaku dan sekaku karya tulis ilmiah, aku bisa dengan bebas mengekspresikan gaya tulisan yang mungkin saja bisa lebih diterima dan diakses oleh orang banyak.
Untuk memperluas jaringan, aku mulai ikut beberapa komunitas blogger, mengikuti seminar, dan pelatihan menulis. Aku juga mulai aktif mengikuti lomba blog hingga belajar dari blogger senior yang satu komunitas denganku. Syukurlah, banyak informasi dan ilmu bermanfaat yang aku dapat dari mereka, termasuk bagaimana mengoptimasi konten blog dan memonetisasi blog.
Aku mulai konsisten menulis artikel pada blog. Gunanya adalah melatih kemampuan menulis sekaligus meningkatkan performa blogku. Aku sengaja membuat artikel yang tidak hanya bermanfaat untuk diriku sendiri, namun juga dapat dibaca dan syukur-syukur bermanfaat untuk orang lain.
Sekali lagi, menulis blog memberiku kebebasan berekspresi, sebagai sarana menyalurkan hobi, dan mengatasi stress serta kecemasan berlebih tentang masa depan yang tak pasti.
#3 Baca Buku Motivasi
Jujur, pandemi ini membuatku mudah sekali terbawa emosi. Entah karena banyaknya berita hoaks dan sentimen negatif tentang pandemi bertebaran di media sosial, menjadikan aku mudah stress dan kepikiran.
Kadang, jika ada sesuatu hal yang membuatku kesal, aku selalu merasa tidak nyaman dan kurang fokus. Alhasil pekerjaan menjadi tidak produktif.
Untuk mengatasi hal tersebut, semenjak pandemi aku gemar membaca buku-buku motivasi. Setidaknya ada minimal 1 buku self improvement yang aku beli setiap bulannya.
Sama dengan menulis, membaca buku motivasi seperti Ikigai karya Hector Garcia dan Francesc Miralles, Filosofi Teras Karya Henry Manampiring, dan Hello Habit karya Fumio Sasaki menjadi healing therapy yang efektif untukku.
Aku bisa membaca dan berusaha mempraktikan hal-hal positif yang tertulis dalam buku itu. Minimal, bisa mengontrol emosi dan bisa lebih menerima bahwa tidak semua hal di dunia ini bisa kita kendalikan.
#4 Self Reward dengan Belanja Online
Belanja online merupakan kegiatan yang menyenangkan apalagi saat gajian atau ada promo big sale setiap bulannya. Semenjak pandemi, trend belanja online semakin digandrungi oleh masyarakat termasuk emak-emak di kampungku.
Aku pun sama. Bagiku, belanja online dari rumah merupakan reward untuk diri sendiri. Belanja online beberapa keperluan seperti reed diffuser, skin care, dan buku merupakan 3 benda yang paling sering kubeli. Selain karena sering ada promo,marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada juga ada program gratis ongkir yang membuat aku semakin gemar belanja online.
#5 Self Love dengan Rutin Olahraga Yoga di Rumah
Sebagai pekerja kantoran, mahasiswa yang sering kuliah daring, dan blogger, duduk di depan laptop merupakan rutinitas setiap hari yang tidak pernah terlewatkan. Alhasil, kesibukan pekerjaan dan semangat menulis membuatku terlalu larut dan seringkali lupa berolahraga.
Karena lupa olahraga, penyakit ringan seperti nyeri otot leher, mata lelah, dan sakit punggung menjadi penyakit langganan yang sering menghantui.
Selama pandemi ini, aku jadi memiliki waktu luang yang cukup untuk berolahraga. Yoga adalah olahraga yang aku pilih. Bukan tanpa alasan, aku memilih yoga karena bisa dilakukan di rumah, tidak perlu tempat yang luas, dan tidak perlu peralatan yang banyak.
Lebih dari itu, yoga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan jiwa dan raga, seperti mengatasi nyeri otot, mengendalikan stress, cemas, hingga mampu menjernihkan pikiran.
Apalagi jika yoga dengan dupa aromaterapi. Meskipun dupa sering digunakan untuk keperluan upacara keagamaan, namun faktanya dupa juga efektif sebagai sarana yoga dan meditasi yang jitu. Dupa yang digunakan pun bukan dupa celup sembarangan lho ya!
Idealnya, dupa yang aman adalah dupa herbal yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti kayu manis, gaharu, dan cendana. Dupa herbal idealnya juga tidak menggunakan pewangi tambahan dan pewarna kimia. Jadi bener-bener natural dan bikin pikiran lebih relax.
Untuk beli dupa herbal syukurnya aku gak perlu jauh-jauh, hehehe. Cukup hubungi Dupa Herbal Suputra dan datang langsung ke rumah produksinya. Tapi jangan khawatir, kamu juga bisa order via shopee atau tokopedia.
Terbuktif efektif, rutin berolahraga yoga 15 menit per hari sambil menghirup wanginya Dupa Herbal Suputra membuatku lebih sehat dan bugar.
Itulah sekilas ceritaku tentang rutinitas produktif ditengah pandemi Covid-19.
Kesimpulannya, meskipun pandemi masih belum berujung, aktivitas dan produktivitas harus tetap berlanjut. Maka dari itu, jadikanlah pandemi Covid-19 ini sebagai momentum untuk mengasah diri agar menjadi pribadi yang lebih sigap mengadap era new normal.
Apa kamu punya cerita produktif yang menarik juga? Share di kolom komentar yuk!
Yang paling saya suka saat Wfh itu bisa masak dan beberes rumah sambil urus kerjaan kantor, hehe.
Kapan hari saya belanjan online di Shopee,parahnya toko yang menjual nggak ngirim barang sesuai eta kedatngan. Bahkan hingga 3 hari setelah eta pun barang belum sampai.
Beruntung saya belanja di Shopee, uang saya kembali utuh.
Makasih Shopee.Puas belanja di Shopee.
Meskipun di rumah saja nyatanya banyak hal positif yang bisa dilakukan ya Mbak, bahkan bisa menghasilkan cuan dan menekuni hobi yang disukai
Keren nih tetap produktif baik itu bekerja, membaca, sampai tetap berolahraga. Yoga pula. Sementara ngasih reward ke diri sendiri dengan belanjaaaaa.
Wah saya banget ini mbok, suka melarikan diri saat suntuk ke shopee. Jadi kayak hiburan tersendiri gitu hehe. Cepat beradaptasi dengan keadaan dan saya memilih untuk mengoptimalkan blog agar lebih profesional.
Belanja online di shopee adalah hal yang membahagiakan ya, haha
Aku juga kalau beli apa-apa suka dishopee, harganya bersahabat, subsidi ongkirnya juga lumayan. Apalagi kalau pas tanggal cantik suka ada big sale yang bikin nagih. Wkwkwk
Aku nomor 5 nggak pernah ketinggalan dong. Meski bukan belanja, tapi mantengin Shopee buat main Shopee Tanam Kilat. Lumayan menguji keberuntungan dapat koin atau shopeepay.
aku. menemukan psitif vibe nih mbak natih, memandangs esuatu dengan cara merubah persepsi negatif ke postif.
kalo dipikir2 adalah sesuatu hikmah dibalik pandemi adalah bisa menghadiri berbagai webinar yang ketika dilakukan online untuk emak dua anak balita seeprti ku tentu gak mudah
Wahh rutinitas yg awalnya gak mungkin sblm pandami sekarang malah terbiasa ya mba dan ternyata tidak seserem itu, hehehe.. Tapi memang lebih banyak quality timenya kita bareng keluarga jga mba..
Halo mba, meski banyak rencana yang gagal tapi alhamdulillah ya mba bisa dapat pekerjaan di kampus, satu hal yang sulit di dapat lho disaat pandemi begini. yang ada orang kerja malah di PHK, huhuhu. salah satu “hobi” baru selama WFH kita sama ya, banyak ngezoom, hehehe. tapi jadi dapat banyak ilmu baru dan teman ya
Rutinitas seperti ini perlu kita lakukan, aku pun lebih kurang melakukan hal yang sama. Karena jika tidak demikian, kita akan mumet sndiri.
Ooh kalau saya sih, menjadi produktif selama pandemi dengan membuat kelas online. Ternyata, gara-gara pandemi, saya malah jadi bisa mengajar orang-orang dari Aceh sampai Jawa.
Wah kerennn…..
tetap produktif selama pandemi Covid 19
Yang peniting niat dan semangat ya?
selalu ada jalan karena kita manusia berakal
Memang kalo boleh tahu awalnya Mbak Natih tinggal di Jepang berapa lama kah?
Btw bacaan kita mirip-mirip, non fiksi motivasi termasuk Ikigai, Seni Hidup Minimalis dan buku-buku Fumio Sasaki, hehe.
Halo Mbak natih, dulu aku kalau belanja online kadang suka lupa waktu karena scroling a-b-c. Jadi aku ngurang-ngurangiin windows shoping. harus dilist dulu mau beli apa apa dulu biar ga kebayaknya browsing eheh
Pandemi mengjarkan kita berubah dalam gaya hidup . Meskipun harus tetap di rumah tapi kita isa produktif dan tetap belanja di Shopee. Thanks sudah berbagi cerita
Tetep semangat meskipun pandemi datangnya berjilid jilid. Karena dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.
Amin mas, semoga pandemi secepatnya berlalu